Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Optimis Melawan Mafia, Bisakah?

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat (7/10/2011) berlangsung acara peluncuran buku hasil karya Denny Indrayana Staf Khusus Kepresidenan bidang Hukum yang berjudul "Indonesia Optimis Melawan Mafia," di Universitas Paramadina, Jakarta.
Berikut KulTwit @RidlwanJogja yang ikut hadir di acara tersebut. Selamat menyimak:


  1. Jadi begini, siang tadi (7/10/11) ada acara #Deni Indrayana, peserta dibagi buku satu-satu. Ada makan siang juga. Ada sktr 400 an yg datang.
  2. Di acara #Deni ada Andi Arif dan stafsus SBY bid informasi Brigjen A Yani Basuki. Ada juga Wakil Jaksa Agung, Ketua PPATK dan politisi2
  3. Acara #Deni di Paramadina acara pribadi atau berkaitan dg jabatan ya ? bingung saya membedakannya. Ada jualan buku juga sih.
  4. Setiap peserta dapat map dan blocknote resmi bertuliskan Sekretariat Kabinet RI Staf Khusus Presiden. Masak #Deni beli map ?
  5. Acara sempat telat 40 menit dr jadwal. #Deni jg telat. Ada peserta nyeletuk, waktu aja dikorupsi gimana mau optimis ?
  6. Pembcra yg diundang sebenarnya gak semua setuju dg buku #Deni, tapi kritik-kritiknya halus-halus menggigit. Bhs jawanya: nylekit
  7. Mas @aniesbaswedan memulai dg baik sekali. Beliau bilang RI susah optimis karena pemimpinnya meratap.
  8. Kalo pemimpin menyebarkan ratapan maka bukan Indonesia Optimis seperti judul buku #Deni. Tp Indonesia Meratap.
  9. Pemimpin-lah yg pertama menabur optimis dengan integritas. Optimis bukan pro pemerintah, kritis bukan pesimis. Sip dah @aniesbaswedan
  10. Lalu Ketua MK Prof Mahfud MD menyindir bos #Deni yaitu SBY yg terlalu takut pada koalisi.
  11. Menurut Mahfud, isu resufel lambat dan ragu-ragu karena bos #Deni takut jatuh. Takut pada bayangan katanya.
  12. Padahal, kata Mahfud, di UUD 45 susah sekali turunkan presiden. Tapi tetap ragu-ragu. Gamang. Kenapa ?
  13. Lalu, ada Bang Teten Masduki jg menyindir buku #Deni yg terlalu bangga-banggakan statistik penangkapan2 KPK
  14. Kata Teten, keberhasilan anti korupsi bukan soal berapa yg ditangkap ? Tapi manfaat nyatanya utk rakyat
  15. Teten : Apakah jumlah org miskin turun dg maraknya pemberantasan korupsi ?
  16. Teten : Apakah penerimaan pajak naik dg maraknya isu pemberantasan korupsi ?
  17. Teten : apakah pertumbuhan eknomi berkorelasi positif dg pemberantasan korupsi ?
  18. Teten : Apakah akses kredit rakyat lebih baik ? Bank2 besar sudah pro rakyat ?
  19. Teten : Kenapa Presiden terkesan menghindar ketika aparatnya terimbas korupsi
  20. Alasannya, tdk mau intervensi hukum. Kt Teten itu mah mhs #Deni semester 1 jg tau kalau jawaban normatif saja.
  21. Febridiansyah ICW yg junior #Deni dan jago ngomong lebih nylekit lagi sindir isi buku
  22. Febri membuka dg kalimat ”3 tahun lalu ditempat ini #Deni luncurkan buku Negeri Para Mafioso “
  23. Skrg 3 thn kemudian, apakah mafia sudah hilang ? TIDAK. Tambah banyak, tambah hebat.
  24. Febri : di buku #Deni, PPATK dikutip sudah teliti 3110 rekening mncrugikan. TAPI Berapa yg ditindaklanjuti ??
  25. Febri : Rekening 17 perwira Polri saja gak jelas. Gak diumumkan. Mengambang. Presiden diam
  26. Febri : Saat Tama dibacok gara-gara ungkap rek gendut, SBY jenguk dan bilang usut tuntas. Buktinya mana ? Udah 1 tahun lebih
  27. Febri : Kasus pelemparan Molotov Tempo yg beritakan rek gendut jg gak jelas. Janji SBY dimana ? Dimana?
  28. Febri : Demokrasi tak selalu berbanding lurus dg pemberantasan korupsi seperti hipotesis buku #Deni
  29. Justru sekarang demokrasi dibajak mafia hukum, mafia politik dan mafia bisnis.
  30. Febri : Korupsi tambah canggih sistematis. Permai Group milik Nazar jd tempat putar uang utk parpol
  31. Lalu ada Bung Bambang Wijoyanto/ BWi juga sindir data di buku #Deni soal kerugian negara.
  32. Disebutkan #Deni KPK berhasil kembalikan duit sebesar 1,6 T. Tapi BWi bandingkan dg kutip data BPK 2010
  33. Menurut BPK, ada potensi penyimpangan sebesar Rp 38,39 T yg jelas2 bs dilacak tp belum ditindaklanjuti.
  34. BWi : berita media soal korupsi memang bebas nggak seperti Orba, tp riuh dg penangkapan saja. Tidak masuk akarnya : sikap mental.
  35. BWi : sanksi pengadilan Tipikor menurun. Dulu jaman vonis Puteh koruptor bisa 10 th, skrg rata-rata 2 tahun potong masa tahanan.
  36. BWi: di penjara pun korup. Terpidana bebas keluar masuk, bebas pesen soto banjar. Tergantung duit.
  37. Menurut Bwi itu semua tantangan bukan problem. Jd sama-sama optimis, tp optimisnya Bwi sama #Deni agak beda.
  38. BWi optimis memperbaiki, #Deni optimis karena jaman SBY dibilang lbh baik dibanding Orba.
  39. itu sedikit yg bs saya catat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline