Lihat ke Halaman Asli

Apa yang Ada dan Apa yang Seharusnya Ada

Diperbarui: 6 Oktober 2024   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam diskursus filosofis, pertanyaan tentang "apa yang ada" (is) dan "apa yang seharusnya ada" (ought) telah lama menjadi topik perdebatan yang menarik. Dikotomi ini, yang sering disebut sebagai "jurang is-ought" atau "hukum Hume", mencerminkan ketegangan antara realitas yang kita amati dan idealitas yang kita bayangkan. Mari kita telusuri lebih dalam implikasi dari dikotomi ini dan bagaimana para filsuf telah mencoba menjembataninya.

Memahami "Apa yang Ada"

"Apa yang ada" merujuk pada realitas empiris---dunia sebagaimana adanya, yang dapat kita amati dan alami. Ini adalah domain dari:

1. Ontologi: Cabang filsafat yang mempertanyakan sifat keberadaan dan realitas.

2. Epistemologi: Studi tentang pengetahuan dan bagaimana kita memperolehnya.

3. Sains empiris: Disiplin ilmu yang berusaha memahami dunia melalui observasi dan eksperimen.

Dalam konteks ini, kita berbicara tentang fakta-fakta objektif, hukum alam, dan fenomena yang dapat diverifikasi.

Menelusuri "Apa yang Seharusnya Ada"

"Apa yang seharusnya ada" berada di ranah normatif---dunia ideal yang kita aspirasikan. Ini melibatkan:

1. Etika: Studi tentang moralitas dan perilaku yang benar.

2. Aksiologi: Cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline