Lihat ke Halaman Asli

Duel Dua Capres Antitesa

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membaca tulisan The Jakarta Post “Mr. Decisive & Mr. Humble” (http://bit.ly/1nmNZ6c) langsung terbesit bahwa Pilpres 2014 adalah ajang duel dua capres antitesa. Bila Prabowo dianggap tegas sebagai antitesa SBY, maka Jokowi dianggap merakyat sebagai antitesa politikus. Kedua tokoh tersebut yang berduel memperoleh keyakinan dan suara rakyat guna memenangkan kursi RI-1.

Prabowo menjadi antitesa SBY karena selama ini banyak yang berpendapat bahwa stagnasi Indonesia adalah karena ketidaktegasan SBY sebagai Presiden. Bahkan sempat muncul istilah “Negara Auto-Pilot” yaitu ada tidak ada Presiden SBY, tetap saja Indonesia akan berjalan. Pemerintah dianggap sudah tidak ada gunanya selain menjadi simbol administrasi. Berbagai konflik sosial yang jumlahnya mencapai ratusan dalam 3 tahun terakhir turut menyumbang kepada harapan banyak orang agar ada Indonesia memiliki pemimpin yang tegas.

Datanglah Prabowo dengan latar belakang militer yang membawa aura ketegasan, tak gentar, dan keras. Rekam jejaknya (seperti di link ini http://bit.ly/1jL6ayO) menunjukkan bahwa dia dengan atasan saja tidak takut melawan guna menjalankan apa yang dianggapnya benar. Ini seakan sudah menjadi tabiatnya yang tegas sampai-sampai strategi pemenangan pemilu-nya menggunakan istilah “strategi perang” (http://bit.ly/1niVnNl).

Lalu ada Jokowi yang oleh banyak orang dianggap merakyat. Dia menjadi sebuah antitesa dari perilaku para politikus yang selama ini dianggap jauh dari rakyat dan berlaku seperti elit. Jokowi dengan “blusukan”, gaya sehari-hari yang sederhana, dan dekat dengan rakyat seakan memenuhi kehausan orang Indonesia atas pemimpin yang tulus bekerja untuk mereka. Bahkan seorang pabrik buruh tahu tercatat oleh media mengatakan Jokowi “…sederhana kayak rakyat kecil” (http://bit.ly/1pnVZRq).

Bahkan survey Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada 1-9 Mei 2014 (http://bit.ly/1tmQZyJ) telah menegaskan “Jokowi dianggap lebih jujur, lebih bisa menyelesaikan masalah, dan lebih peduli terhadap rakyat dibanding Prabowo. Sementara Prabowo dianggap lebih tegas, lebih pintar, dan lebih punya gagasan dibanding Jokowi”.

Sekarang semua menanti antitesa mana yang akan unggul di Pilpres 2014 dan menjadi RI-1. Yang tegas atau yang merakyat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline