Lihat ke Halaman Asli

Perlukah Ban Mobil Kita Diisi Nitrogen?

Diperbarui: 11 Agustus 2016   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

beberapa tahun terakhir usaha pengisian ban dengan gas nitrogen menjamur dimana mana. Berbagai alasan yg sudah saya dengar mengapa ban harus di isi nitrogen. Mulai dari ban terasa lebih empuk, biar velg tdk karatan, ban gak gampang bocor halus krn partikel nitrogen lebih besar. Namun semua penjelasan itu menurut saya tdk ada yg memuaskan; 

1.ban lebih empuk, gimana bisa wong gas apapun yg di isi asal tekanannya sama pasti kekerasnnya sama. jelas adalah jawaban tdk bisa diterima.

2.biar Velg tdk karat, gimana bisa ??? velg sekarang kan aluminum alloy gimana bisa karat, alasan ini juga gak bisa diterima.

3.tidak gampang bocor partickle nitrogen lebih besar. Berhubung sama sama bentuk gas tdk ada pengaruhnya dan perlu diketahui udara kita juga terdiri dari gas nitrogen 80%. jadi ini juga tdk bisa diterima.

Lalu apa alasan ban di isi nitrogen, terutama ban pesawat terbang "nitrogen only". Setelah saya membaca FAA directive baru saya tahu bahwa ban pesawat wajib isi nitrogen adalah untuk menghindari auto ignation (kebakaran sendiri) pada ban. Ada potensi terjadi kebakaran ban krn reaksi oksigen dan bahan kimia ban dalam kondisi tekanan tinggi dan suhu tinggi, saat landing dan sebagainya.

Melihat penjelasan FAA ( Federal Aviation administration) tersebut menurut saya ban mobil tdk perlu di isi nitrogen, mengingat tekanan ban mobil jauh berkali kali dibawa pesawat, contoh ban depan boing 737 butuh 200psi dengan mobil avansa hanya 35psi, panther 45psi, di samping itu juga kecepatan mobil kita jauh dibawah kecepatan pesawat saat landing dan take off serta beban tekan dari body dan penumpang. Khusus untuk mobil F1 mungkin perlu nitrogen.

Namun sangat disayangkan YLKI kita tdk pernah memberi didikan dalam hal ini.

sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline