Begitu melihat debat panjang orang-orang di kompasiana ini, kepindahan Semen Padang FC ke ISL adalah sebuah beban yang harus dtanggung ISL. Mungkin Manajemen Semen Padang secara sepihak tidak mau tahu bahwa keinginan ini sudah membuat orang berpikir bahwa Semen Padang FC sengaja mau membuat masalah bagi ISL dengan kembali bergabung.
Santer terdengar dimana-mana, kalau Kongres Bali adalah harga mati yang seharusnya dijunjung tinggi oleh siapa saja yang mendukung ISL sebagai kompetisi tertinggi di negeri ini. Perjuangan Klub seperti Persepam Madura lebih patut diapresiasi ketimbang gelar juara IPL yang dimiliki Semen Padang FC. Ini bukan bermaksud mengadu orang Madura dengan orang Minang, hanya saja memang demikian keadaannya. ISL harus secara konsisten terdiri dari 18 klub.
Masuknya Semen Padang FC adalah masalah serius bagi ISL. Karena keinginan Semen Padang FC ini, Pelita dan Arema terpaksa harus mengalah dengan rela dimerger paksa. Memang, belum ada kepastian mengenai pengabungan 2 klub bersejarah ini, namun dengan dicoretnya calon pelatih Arema dan lima pemain sudah menjelaskan apa yang dikorbankan oleh ISL.
Ini bukan semata masalah duit, tapi bagaimana menghargai ISL sebagai sebuah liga lengkap dengan klub dan sejarah yang melekat kepadanya. Kalau memang ingin kembali, memulai dari divisi bawah adalah jauh lebih terhormat daripada langsung bergabung dengan ISL. Apakah manajemen Semen Padang FC sengaja ingin menjebak ISL dengan langsung bergabung di kasta tertinggi sepakbola Indonesia?
Sepertinya, DA secara cerdas ingin membalas perlakuan klub-klub ISL. Dengan mendorong Semen Padang FC dan beberapa klub IPL lainnya kembali ke ISL, DA akhirnya bisa mempunyai alasan setara untuk melakukan penggembosan klub ISL itu sendiri. Jika Arema dan Pelita memang bergabung, kerangka sejarah dua klub ini akan hilang. Apalagi jika klub yang lain seperti Persija dan PSMS juga dimerger agar Persijap bisa bergabung, akan hilang dua lagi klub bersejarah di Indonesia. Karena itu, ketimbang melihat kepindahan Semen Padang FC sebagai berkah, saya lebih melihatnya sebagai beban.
Semoga Klub IPL lainnya tidak ikut-ikutan membebani ISL!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H