Pertandingan lanjutan Serie A Italia tengah pekan yang menyajikan laga antara Genoa kontra AC Milan berakhir 3-0 untuk kemenangan Milan. Datang sebagai tim tamu tak membuat pengoleksi 7 gelar Champions League ini tampil biasa-biasa saja. Sejak awal Milan langsung melakukan pressure ke lini pertahanan Genoa yang kerap memilih bertahan.
Alhasil Milan langsung bisa unggul lewat gol sepakan Zlatan Ibrahimovic dari bola mati di depan kotak penalty Genoa. Milan unggul 1-0. Tak sampai di situ Milan pun menambah dua gol berikut melalui legiun asing mereka asal Brazil Junior Messias untuk menutup pertandingan dengan skor 3-0. Hasil itu cukup untuk mendekatkan jarak Milan dengan Napoli di tabel klasmen yang kebetulan di laga lain justru bermain imbang. Kini Milan sudah mengoleksi 35 poin, tertinggal satu poin di bawah sang pemuncak Napoli.
Milan sendiri menjalani musim yang cukup menjanjikan di sepanjang 2021 ini. Tim asuhan Stefano Pioli ini konsisten berada di papan atas sejak start bulan Agustus lalu. Meski keteteran di ajang Champions League tak membuat Milan kendor si level domestik. Derita kekalahan beruntun sebelum jumpa Genoa menjadi cambuk yang membuat mereka cepat bereaksi.
Kemenangan tentu diharapkan bisa terus dijaga demi ambisi scudeto di akhir musim. Tak berlebihan jika target scudeto menjadi sesuatu yang didengungkan publik San Siro mengingat mereka punya skuat yang terbilang kuat di segala sektor.
Dari lini penjaga gawang hingga sektor penyerangan Milan tampak solid. Di lini penyerang sendiri Milan masih tetap mengandalkan dua nama senior seperti Zlatan Ibrahimovic maupun Olivier Giroud untuk memproduksi gol sebanyak mungkin di tiap laganya. Meksi nama kedua belakangan dibekap cedera Milan beruntung karena masih bisa mengharapkan kemampuan Zlatan Ibrahimovic dalam urusan menjebol gawang lawan-lawan mereka.
Bukti nyata kebergantungan Milan pada penyerang jangkung asal Sweden itu tampak di dua laga terakhir mereka di pentas Serie A yang mana Zlatan Ibrahimovic telah mengoleksi 3 gol. Tak berlebihan jika menyebut Zlatan adalah raja, julukan yang datang dari mulut besarnya sendiri. Walau sudah berusia sepuh untuk ukuran seorang pesepak bola namun naluri mencetak golnya belum habis. Ia masih bisa berlari kencang meneror lini belakang pertahanan lawan-lawan mereka. Sundulannya masih akurat, sepakannya masih sangat baik, dan perangai kerasnya sedikit banyak cukup membuat bek-bek lawan keder setiap kali berhadapan.
Zlatan mungkin tak bisa lagi serajin dulu menyumbang gol. Tenaganya pun tak lagi memungkinkan untuk terus diforsir oleh pelatih, tapi ia punya hasrat yang besar di setiap laga yang mereka lakoni selama ini. Ia punya jiwa kepemimpinan yang nyata bagi rekan-rekannya yang jauh lebih muda. Ia juga punya segudang pengalaman mentas di Serie A yang panjang.
Pengalaman yang oleh Stefano Pioli dilihat sebagai peluru-peluru kecil yang bisa membawa Milan membunuh tiap lawan-lawan yang menghadang mereka dalam kampanye perebutan scudeto musim ini. Ya, Zlatan adalah sosok paling berpengalaman di dalam tim. Bahkan tak akan salah menyebut mantan pemain Barcelona dan Manchester United itu sebagai yang paling berpengalaman di kompetisi Serie A dalam dua musim belakangan ini. Ia sudah mengecap manisnya bermain untuk Juventus, Internazionale dan Milan sejak 2002.
Ia pernah merasakan pahitnya degradasi akibat skandal pengaturan skor yang melibatkan Juventus kala itu. Ia juga pernah mencapai kejayaan bersama Internazionale secara individu maupun kolektif. Dan untuk Milan yang ia perkuat sekarang ini merupakan periode keduanya di sana. Ia tak asing dengan tim bercorak merah hitam ini.
Sebelumnya dalam tahun 2009-2012 ia juga memperkuat Milan dan tampil sangat baik dengan gelontoran gol yang membuat salah satu musimnya berakhir dengan gelar top skor dan berujung sebuah scudeto bagi Milan. Itu adalah gelar scudeto terakhir Milan sebelum Juventus kembali membuat kompetisi itu jadi membosankan dengan gelar juara di 10 musim beruntun dan diputus oleh Internazionale musim lalu.
Kini bersama Zlatan, Milan tentu tak berlebihan jika berharap bisa kembali merajai sepak bola negeri Colloseum. Apalagi dengan kondisi Juventus yang kesulitan menembus papan atas, Internazionale yang melakukan transisi kepelatihan, praktis cuma Napoli yang kini paling masuk akal untuk mengacaukan usaha mereka meraih scudeto, selain nama Internazionale dan tim biru hitam lain dari Bergamo tentu saja.