Awal-awalnya pertandingan berjalan dengan intensitas rendah. Sebagaimana di gelaran yang lalu-lalu, di Rusia pun Argentina datang dengan sematan tim unggulan, apalagi pada edisi terakhir di Brazil mereka tampil perkasa meski harus puas menjadi finalis akibat kekalahan dari sang musuh abadi penguasa Eropa, Jerman. Di menit pembuka laga Kroasia sempat mengancam melalui Perisic, namun semua berlalu begitu saja, meninggalkan kenyataan di papan skor yang tetap menunjukan angka kacamata.
Babak pertama berjalan merata, Argentina maupun Kroasia bermain dengan tempo normal dengan hanya sesekali melakukan penetrasi ke jantung benteng masing-masing. Statistik menunjukan Argentina memang memenangkan persentase penguasaan bola, hanya saja mereka lemah dalam pemanfaatan peluang. Itu yang membuat penampilan mereka terlihat begitu payah.
Dimotori Lionel Messi sebagai pemain terbaik dunia, Argentina justru tampil jauh dari agresifitas. Mereka loyo dalam menyerang padahal punya barisan depan paling menakutkan di dunia. Kita semua tahu siapa Lionel Messi, Kun Aguero, Gonzalo Higuain, atau Paulo Dybala, semua punya kelas dan nama besar di klub masing-masing.
Babak pertama berakhir. Kebanyakan pengamat masih percaya Messi akan bisa berbuat banyak di babak kedua nanti. Namun lagi-lagi dugaan tinggal saja dugaan. Messi tetap saja tak bisa berbuat banyak. Ia terlihat hanya bekerja seorang diri. Sampai kita semua menyadari mereka memang tak bisa seimbang di lapangan tengah. Argentina jelas kalah kelas dengan Kroasia yang dikomandoi duet Ivan Rakitic dan Luca Modric.
Kita yang menyaksikan laga itu seakan lupa siapa Rakitic. Lelaki yang beberapa tahun terakhir menjadi pelayan Messi di Barcelona jelas tahu betul apa yang harus ia lakukan agar bisa menahan Messi. Ia hafal gaya Messi. Lebih dari itu kita juga lupa akan Modric yang bertahun-tahun menjadi lawan serius Messi di Spanyol. Duet gelandang Kroasia ini bukan saja bisa merajai lini tengah karena nama besar mereka tetapi juga karena mereka tahu apa yang mesti mereka perbuat demi bisa membendung seorang Messi.
Kita menonton bagaimana kerja keras Rakitic membunuh peran Messi, kita pula tersihir bagaimana Modric seenaknya menari-nari di jantung pertahanan Argentina. Dan kenyataan akhirnya memberi tahu semua penyaksi bahwa Kroasia adalah pemenang, bahkan dengan skor aneh: 3-0.
Kroasia memang sejak pertandingan pertama sudah tampil apik. Tak main-main duta Afrika mereka gondoli dengan skor 2-0. Kali ini Argentina pun ikut dilibas. Entah bagaimana nanti dengan Islandia. Kita masih akan menantikannya. Sembari menerka-nerka hasil laga terakhir itu, kita bisa membayangkan sejenak bagaimana langkah ciamik Luca Modric dan kolega di ajang sepak bola paling prestisius ini.
Mereka sudah pasti lolos dengan status juara grup. Itu artiya kita masih akan menyaksikan mereka berlaga. Boleh jadi gelaran piala dunia di Rusia kali ini akan jadi milik mereka, dan itu semua bukan tak mungkin jika menilik langkah mereka. Mereka punya segala atribut untuk menjadi yang terbaik di sini. Mereka punya lini tengah paling menjanjikan yang diemban dua gelandang papan atas Eropa: Rakitic maupun Modric. Mereka punya duet Perisic dan Mandzukic di depan yang punya nama metereng di Serie A sana. Mereka punya barisan belakang yang kukuh, itu terbukti dari dua laga yang dilakoni tanpa kebobolan.
Melihat kenyataan ini rasanya pantas mensejajarkan Kroasia dengan Brazil maupun Jerman. Mereka sejauh ini tampil beringas. Dan jangankan untuk mengulang prestasi di tahun 1998, melebihi itu pun rasanya mereka sanggup melakukannya kali ini. Mereka beruntung memiliki Danijel Subasic di awah mistar gawang yang akan bahu-membahu bersama Dejan Lovren sebagai palang pintu.
Belum lagi duet Rakitic dan Modric yang akan memanjakan Mandzukic dan Perisic di depan. Duet lini tengah tim ini bahkan bisa menjadi solusi ketika tim buntu, kita melihat dari dua pertandingan pembuka.
Maka kini sudah saatnya memang wakil Balkan ini berbicara banyak di pentas Piala Dunia. Mereka punya segalanya. Hanya tinggal menunggu waktu saja. Dan sembari coba menyakini kenyataan kekuatan Kroasia, kita masih harap-harap cemas akan nasib beberapa tim unggulan seperti Brazil, Jerman, maupun Argentina yang tampil jauh dari ekspektasi.