[caption caption="Tiara sedang mensetting kamera untuk dokumentasi kegiatan"][/caption]21 April 2016, Writing Academy Kompasiana – PLN sudah memasuki hari ke-4. Wajah para peserta sudah mulai menampakkan kekusutannya. Ada yang terbebani dengan tugas kantor yang menumpuk setelah lama ditinggal, ada yang sedang memikirkan proses mutasinya, ada yang lagi kangen dengan kekasih, ada yang rindu keluarga, ada yang menderita tekanan batin karena deadline tugas yang ketat, bermacam-macam. Tapi tidak dengan sosok wanita ini. Senyumnya masih terurai riang, geraknya masih gesit, pancaran sinar wajahnya pun masih positip.
[caption caption="Tiara mengikuti peserta ke lapangan"]
[/caption]Yup, Tiara nama wanita itu. Seorang wanita yang menjadi fasilitator antara peserta dengan penyelenggara. Kebayang kan mengurusi 20 orang peserta dengan tingkat ekspektasi yang bermacam-macam ? Apalagi dari kami kaum adam yang permintaannya, kritikannya, sampai percakapannya kadang aneh-aneh. Tetapi dia selalu melayani kami dengan ramah, senyum tak pernah lepas dari bibirnya, apalagi intonasi nada tinggi gak pernah sekalipun terucap olehnya.
[caption caption="Tiara mencoba menggunakan microphone pada kamera DSLR"]
[/caption]Salah satu faktor yang menjadikan RA Kartini dah tokoh-tokoh lainnya menjadi pahlawan adalah mampu menginspirasi orang lain. Soekarno menginspirasi di visioner dan keberpihakannya pada rakyat, Jendral Soedirman pada strategi dan kebersamaan dengan pasukannya, sedangkan Kartini pada ketulusannya. Seperti kisahnya dengan seorang pemuda yang sangat ingin kuliah kedokteran di negeri Belanda namun sayangnya tidak memiliki cukup uang untuk pergi kesana.
Kartini tersentuh hatinya melihat kecerdasan dan cita-cita besar pemuda itu untuk menjadi dokter penyembuh bagi rakyat yang sakit. Akhirnya Kartini mengirim surat kepada Menteri Pendidikan, agar beasiswanya ke Belanda dialihkan saja kepada si pemuda itu, yang kita kenal sekarang sebagai salah satu pahlawan nasional KH Agus Salim.
[caption caption="Tiara mendokumentasikan kegiatan di lapangan"]
[/caption]Ketulusan, sebuah sikap yang mampu merubah hati yang keras menjadi lunak, hal yang remeh temeh menjadi luar biasa, dan rasa capek jasmani rohani menjadi segar kembali. Seperti di sore itu, sepulang dari Kompasiana, suatu ajakan dari mbak Tiara yang menjadi energizer bagi kami yang sedang lelah. “Mas, nanti habis makan malam kita karaokean ya.”
*)Foto Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H