Lihat ke Halaman Asli

Opi Pramestia Agustina

Writer, digital marketing enthusiast, books.

Sudut Pandangmu dan Sudut Pandangku

Diperbarui: 3 Februari 2021   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com/StockSnap

Sudut pandang, milik semua orang, tak perlu ada yang disalahkan. Begitulah seorang gadis perempuan berusia dewasa awal memaknai arti sudut pandang. Sewaktu-waktu memang ego yang tinggi bisa dengan mudah menyalahkan dan menghakimi sudut pandang orang lain, pikirnya.


Oh iya, gadis perempuan ini, bernama Sabrina, memiliki pengalaman yang luar biasa mengenai sudut pandang.

Salah satu pengalaman sudut pandang yang Sabrina alami yaitu saat bertemu dengan kenalan baru, seorang laki-laki yang lebih dewasa darinya. Sabrina, yang sudah lama tidak menyempatkan diri untuk berkenalan langsung dengan lawan jenis merasa begitu senang, sekaligus canggung. Awal-awal, Sabrina masih malu mengutarakan pemikirannya, takut-takut kenalannya tipikal yang sulit terbuka dengan sudut pandang orang lain. Asumsi demi asumsi memenuhi pikiran Sabrina, sampai-sampai dia sungguh berhati-hati dengan pembicaraan yang diproses dahulu di otaknya.

Semakin Sabrina mendalami pembicaraan dengan kenalannya, Sabrina makin percaya diri dengan pemikiran-pemikiran yang ingin diutarakan kepada lawan bicara di depannya. Mulai dari topik seputar kehidupan sehari-hari sampai hal-hal yang sulit untuk dipahami dengan logika. Sabrina merasa ada pelengkap, selain sudut pandangnya. Selama ini, obrolan Sabrina dengan lawan jenis terkesan membosankan dan monoton. Tetapi dengan kenalan barunya, Sabrina merasa lebih hidup. Sabrina merasa ada sesuatu hal yang dibawa oleh kenalan barunya ke dalam diri Sabrina. Hal yang membuat Sabrina pun bingung.

Memang ada adu pendapat saat bertukar pikiran, namun jauh di lubuk hati Sabrina, dia tertarik. Sabrina juga mendengarkan banyak sekali informasi dari kenalan barunya. Intinya, saling mendengarkan.

Satu hal yang Sabrina pelajari dari pertemuan di waktu itu dengan si lawan jenis, yaitu "aku menghargai sudut pandangmu dan kamu menghargai sudut pandangku dalam melihat kehidupan". Artinya, tidak ada yang salah atau paling benar di antara sudut pandang kami.


Sabrina berterima kasih telah menyadarkannya dengan memberi rasa yang campur aduk. Setelah pertemuan pertama, Sabrina ingin pertemuan-pertemuan selanjutnya di masa yang akan datang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline