Lihat ke Halaman Asli

Melihat (sepak)Bola Kita

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Yakin, seyakin-yakinnya kalau pada hari ini kompasiana khususnya Rubrik Bola bakal penuh dengan tulisan penggemar bola Indonesia baik yang galau maupun alay ($3ph3rt1 $4iah :D  (^o^)/).Apalagi karena pertandingan tadi malam, dimana Timnas U23 ++ (Plus-Plus) berhasil dikalahkan oleh Inter Milan. Skor yang dihasilkan memang tidak cukup telak, 4-2 untuk kemenangan "dramatis" Inter Milan.

Tapi ada sesuatu yang patut dicermati oleh kita, dibalik hingar bingarnya pertandingan tadi malam. Yakni bagaimana kualitas permainan Timnas kita sekarang. Ibarat logam mulia, kualitas Timnas kita baru sampai pada taraf emas sepuhan. Berbeda dengan Inter Milan yang merupakan Emas 22 karat.

Kenapa saya bilang begitu? Bukan karena saya benci dengan Timnas, tapi lebih kepada melihat bagaimana buruknya pembinaan serta pelatihan yang kita miliki dibanding dengan klub sekelas Inter. Bukan salah PSSI sekarang, karena hal ini sudah berlangsung puluhan tahun. Mulai dari jaman tidak enak ngomong, jaman takut ngomong sampai sekarang jaman kelepasan ngomong, timnas kita kualitasnya seperti itu-itu saja. Tidak ada perubahan berarti, paling hanya pemainnya saja yang berubah.

Kita lihat saja pertandingan tadi malam, betapa mudahnya pemain-pemain Inter menerobos barisan pertahanan Timnas kita. Betapa penatnya Markus Haris Maulana berjibaku menahan gempuran pemain Inter yang seakan-akan tidak terlihat. Belum lagi permainan Inter yang sepertinya sangat santai dalam mengolah bola. Seakan mereka sedang bermain melawan anak-anak tingkat sekolah dasar yang baru tahu menyepak bola.

Pemain-pemain kita pun seperti kedodoran meladeni laju aliran bola dari Inter. Pemain depan Inter pun dengan mudah mendapatkan operan-operan matang. Untung masih punya Markus, kalo tidak skor pasti lebih besar lagi.

Lalu apa yang salah dari pemain kita, tidak lain tidak bukan adalah pembinaan dan pelatihan yang kurang memadai. Ini terlihat jelas di lapangan, pemain kita tidak melihat pergerakan pemain Inter, tapi seperti anak kucing baru lahir malah terkesima melihat bola bergerak kesana kemari. Pokoknya kemana bola kejar, sehingga pemain Inter mudah menempatkan diri. Hal itu juga menunjukkan ketidakmatangan pemain kita, selain dari kurangnya jam terbang mereka dilapangan. Dan buruknya kualitas Liga lokal (baik ISL maupun IPL sama saja).

Terlepas dari itu, Forza Inter. Terimakasih banyak sudah mau bermain melawan Timnas kami. Pengalaman melihat dan merasakan bermain dengan klub level dunia menunjukkan seberapa jauh ketertinggalan Timnas kita dibanding dengan level mereka. Mudah-mudahan kedepan hal ini dapat dijadikan pelajaran yang sangat berharga dalam membangun sepakbola Nasional.

Terakhir, GO TO HELL KPSI..........:D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline