Lihat ke Halaman Asli

opi novianto

suka dunia militer

Prestasi Andrea Bocelli Buah Hasil Komitmen dan Kerja Keras dalam "The Music of Silence"

Diperbarui: 26 Mei 2020   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andrea Bocelli, penyanyi opera terkenal (gambar dari newsdifabel.com)

Batu keras yang terkikis air terus-menerus, lama-kelamaan bisa berlubang. Seseorang yang tekun berlatih suatu ketika akan menjadi mahir. Dan itulah yang kemudian terjadi pada Amos Bardi, alter ego dari Andrea Bocelli ketika ia begitu 'keras kepala' dalam memegang harapannya terhadap musik, terutama musik opera.

Dalam film "The Music of Silence" yang dirilis di Italia tahun 2017 ini kerja keras dan pengorbanan yang dilakukan Amos Bardi ditunjukkan. Tekad dan kesungguhannya menggapai cita-citanya sebagai penyanyi opera begitu kuat.

Sejak kecil Amos Bardi digambarkan sebagai sosok yang agak sulit. Ia sebenarnya sedih dan kecewa dengan kondisi dirinya yang memiliki penglihatan terbatas sejak lahir. Ia bosan dengan sejumlah operasi yang melelahkan tapi tak menghasilkan banyak perubahan.

Amos kecil kemudian kadang-kadang berbuat nakal. Ia mogok makan jika tak suka masakan ibunya dan hanya ingin melakukan hal-hal yang disukainya yaitu naik kuda. Ia juga pelit kepada adiknya ketika ia ingin meminjam kudanya.

Putra pertama pasangan Edi (Luisa Ranieri) dan Sandro Bardi (Jordi Molla) ini baru 'patuh' jika mendengar musik opera. Amos balita langsung diam dan tak merengek ketika seusai operasi ia mendengar musik opera diputar.

Amos usia sekolah mau menyantap makanan ibunya bila berada di kamar pamannya, Giovanni (Ennio Fantastichini), yang memiliki banyak koleksi piringan hitam lagu-lagu opera. Pamannya inilah yang kemudian mengenalkan Amos pada musik opera yang indah.

Sikap Amos yang kadang-kadang masih suka membangkang, luluh dengan musik. Di sekolah tunanetra, ia mau berlatih bernyanyi. Ia juga menurut ketika pamannya mengajaknya mengikuti kontes bernyanyi. Ia menang dan ia makin bersemangat untuk bernyanyi.

Sayangnya kemudian suaranya berubah pada masa-masa puberitas. Amos yang kini telah dewasa (Toby Sebastian) sebenarnya ingin tetap berkarir di bidang musik opera tapi ia merasa kesempatannya kecil.

Di satu sisi ia juga tak ingin mendapat pekerjaan yang umum diterima kalangan tunanetra. Maka dari itu ia pun mendidik dirinya keras. Ia bersekolah di bidang hukum dan malamnya ia bekerja sebagai pianis di sebuah restoran.

Episode Hidup Penuh Kerja Keras dan Pengorbanan

Dalam film yang disutradarai Michael Radford ("Il Postino: The Postman") ini karakter Amos yang keras dan ingin melampaui hal-hal yang dilakukan orang kebanyakan karena pengaruh ayahnya. Ia tahu dirinya memiliki keterbatasan fisik, maka dari itu ia pun mengikuti saran ayahnya untuk berjuang ekstra keras.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline