Lihat ke Halaman Asli

opi novianto

suka dunia militer

Menuju Pantai Balekambang Primadona Malang Selatan

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14011615981077057081

[caption id="attachment_338608" align="aligncenter" width="250" caption="Pantai Balekambang"][/caption]

Selain Pulau Sempu, Malang Selatan memiliki banyak pantai yang berpasir putih. Yang paling populer adalah Pantai Balekambang, namun masih ada Pantai Ngliyep, Pantai Kondang Merak, Pantai Goa China, dan masih banyak lagi. Nah, kali ini saya dan pasangan bermotor ria menuju Pantai Balekambang. Wah jaraknya cukup jauh dari pusat kota Malang. Perjalanan kami tempuh sekitar tiga jam dan banyak bertanya karena papan petunjuknya terbatas.

Kami berangkat selepas Dhuhur dan mengisi motor bebek dengan bensin full tank. Kami telah menyiapkan ransel berisi camilan dan dua botol air minum. Saya mengenakan scarf untuk menutup hidung karena daerah Malang bagian selatan banyak dilalui truk dan cenderung berdebu.

Perjalanan dimulai dari Stasiun Kota Baru menuju daerah Gadang. Selanjutnya motor terus melaju melewati Kebun Agung dan terus menyisir Stadion Kanjuruhan yang megah di daerah Kepanjen. Meskipun siang hari, cuaca tidak terlalu terik dan angin yang sejuk menggelitik wajah.

Kami melewati dua pabrik gula dalam lawatan ini, Pabrik Gula Kebun Agung yang tidak terlalu jauh dari Gadang dan Pabrik Gula Krebet di daerah Bululawang. Tak heran jika kami kerap berpapasan dengan truk, terutama truk pengangkut tebu. Kami menjaga jarak agar asap knalpot dari truk-truk tersebut tidak terhirup oleh kami.

Pasangan beberapa kali turun dari motor untuk menanyakan arah ke penduduk setempat. Mereka dengan ramah melayani pertanyaan kami. Pernah suatu kali kami salah jalan. Saya sudah was-was karena kendaraan yang lalu lalang semakin jarang. Saya lalu meminta pasangan untuk kembali bertanya ke warga setempat dan firasat saya terbukti benar.

Kami terus berkendara melewati Gondang Legi. Di Gondang Legi ini kami bertemu dengan beberapa rombongan remaja yang naik di belakang truk membunyikan musik yang sangat kencang. Rupanya mereka memiliki tujuan yang sama dengan kami, mengarah ke Pantai Balekambang.

[caption id="attachment_338609" align="aligncenter" width="250" caption="Penjual Kerajinan Kerang"]

14011617352134921919

[/caption]

Kami disambut adzan Ashar persis ketika membayar tiket masuk. Wah..wah..wah musim liburan ini Pantai Balekambang sangat ramai oleh pengunjung. Parkir motor nampak penuh dan ada banyak pedagang menawarkan makanan, minuman, mainan, dan kerajinan dari kerang.

[caption id="attachment_338610" align="aligncenter" width="250" caption="Bermain Pasir"]

14011618131474611921

[/caption]

Pantai Balekambang sudah menjadi primadona masyarakat. Dibandingkan Pulau Sempu yang lebih banyak didatangi wisatawan dari luar daerah, Pantai Balekambang banyak disambangi warga setempat dan warga di sekitar. Memang pemandangan pantai ini menarik karena keberadaan pura mengingatkan saya akan panorama Tanah Lot di Bali.

[caption id="attachment_338612" align="aligncenter" width="279" caption="Pura Ismoyo"]

14011621101911150121

[/caption]

Saya menapak jembatan yang membawa ke pulau kecil di seberang, pulau Ismoyo. Di situlah terdapat pura yang masih aktif digunakan dan saat rame saat hari raya umat Hindu. Dari atas jembatan ini saya dapat lebih puas menikmati pemandangan Pantai Balekambang. Angin sepoi-sepoi membuat rasa lelah berkendara selama tiga jam lebih memudar dan mengembalikan tenaga saya. Sebenarnya saya ingin lebih lama menikmati suasana pantai seandainya tidak ingat waktu. Tidak sampai satu jam kami tiba di sini, kami kembali bersiap-siap pulang ke pusat kota Malang.

[caption id="attachment_338611" align="aligncenter" width="268" caption="Pemandangan Pantai dari Jembatan"]

14011619571003611579

[/caption]

Pengunjung masih tetap ramai dan masih ada juga yang baru tiba. Sayang toiletnya tidak banyak dan saya mengurungkan niat melihat antrian yang memanjang. Coba fasilitas umum di tempat wisata ini dibenahi, tentu akan lebih nyaman.

Kami kembali melewati jalan yang tadi kami ukur. Lagi-lagi kami berpapasan dengan rombongan remaja yang memainkan musik dangdut kencang. Dan mereka menarik perhatian pengguna jalan dengan berjoget dan bernyanyi di bagian belakang truk.

Mendekati pukul lima sore, langit mulai gelap dan saya mempercepat laju. Kami melewati masjid yang indah, melewati pasar, dan kemudian memandang Stadion Kanjuruhan yang nampak gagah. Saat langit telah gelap kami telah dekat dengan Pabrik Gula Kebun Agung. Tidak sampai satu jam kemudian kami telah duduk di depan meja makan, menikmati makan malam berupa sayur labu pedas, telur petis, dan gulai ayam.

[caption id="attachment_338613" align="aligncenter" width="266" caption="Masjid Cantik di Perjalanan"]

14011623401089370418

[/caption]



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline