Lihat ke Halaman Asli

Teguh Yuswanto

Penulis dan wartawan

"Apa Itu Cinta" Debut Perdana Dynamic Story Pictures

Diperbarui: 28 Oktober 2024   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuntilanak Merah, Mak Lampir dan Sundel Bolong Ikon Hantu Indonesia. Foto: Dandung B


Tak ada formula yang pasti untuk membuat film laris. Yang ada adalah bagaimana membuat film yang bagus. Apapun genre-nya. Maka jika ingin membuat film dengan harapan laku di pasaran, cobalah dengan pendekatan membuat film yang bagus. Walaupun tak ada jaminan film yang bagus akan laris di pasaran.

Tapi berdasarkan pengalaman empiris, ada beberapa genre film yang berhasil memuncaki jumlah penonton terbanyak di Indonesia. Yaitu, film komedi, horor dan drama. Ditambah bumbu sedikit action. Nah, pendekatan ini barangkali yang coba dilakukan Dynamic Story Pictures melalui debut pertamanya lewat film berjudul 'Apa Itu Cinta' mencoba menghadirkan film bergenre, komedi, horor, drama percintaan dan bumbu aksi laga.

Film besutan sutradara Proke ini menjanjikan komedi yang tak biasa. Dijamin ngakak. Pernyataan ini boleh dipercaya. Sebab yang mengatakan adalah mereka kelompok Gen Z yang mempunyai selera humor berbeda. Dan apalagi bukankah penonton bioskop saat ini didominasi Gen Z?

"Ini sebuah debut bagi Dynamic Story Pictures untuk berpartisipasi di pentas film nasional," kata Kicky Herlambang selaku produser film 'Apa Itu Cinta' yang juga Ketua Kelompok Jurnalis Sinema Indonesia pada Minggu 27 Oktober 2024 di Onyx Cafe Bar N Resto, Jakarta Timur di sela syuting film Apa Itu Cinta.

"Kami membuat film ini dengan pertimbangan sangat masak. Film Apa Itu Cinta tidak sekadar sebuah alat penghibur di bioskop. Premisnya komersial," tambah Kicky Herlambang.

Dengan deretan pemain muda yakin akan sukses di pasaran Foto: Dandung B


Keberanian David Iskandar selaku Eksekutif Produser tentu saja setelah mengamati bahwa film - film Indonesia utamanya yang bergenre horor dan komedi sangat diminati penonton Indonesia. Kabar baiknya lagi adalah bahwa masyarakat Indonesia lebih menyukai film produksi dalam negeri ketimbang film Hollywood atau import. Menurut catatan dalam setahun, film produksi Indonesia berhasil meraih penonton sebanyak 80 juta sedang film import hanya mendapat 40 juta penonton. Ini barangkali alasan David Iskandar yakin filmnya akan diterima.

"Kami ingin memberikan sesuatu yang baru dan segar bagi perfilman nasional. Kami yakin film Apa Itu Cinta mempu diterima pasar penonton film Indonesia," ungkap David Iskandar, selaku Eksekutif Produser.

Film 'Apa Itu Cinta' yang diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 5 milyar ini akan tampil di bioskop pada tahun 2025.

Yang menjadi daya tarik film ini adalah mengumpulkan seluruh ikon hantu Indonesia semisal, Pocong, Kuntilanak Merah, Mak Lampir, Hantu Si Manis Jembatan Ancol, Sundel Bolong, Genderuwo, Siluman Babi dan Kolor Ijo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline