Lihat ke Halaman Asli

Perceraian adalah Tragedi Kemanusiaan

Diperbarui: 21 September 2017   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : www.123rf.com

Perceraian bagai jamur yang menyelemuti setiap sudut ruangan, bak sebuah kangker ditubuh seorang atlit ... tidak ada yang menyangka.

Perceraian seperti peluru bermata dua, yang bukan hanya menghancurkan si korban sendiri namun juga generasi selanjutnya.

Bagi saya pernikahan adalah sebuah perjudian, mempertaruhkan semua yang dimiliki mulai dari uang,waktu hingga umur seseorang, kehidupan adalah kartunya dan takdir adalah lawanya. Tak ada yang mengetahui kartu apa yang keluar di putaran selanjutnya yang dapat dilakukan hanyalah .... Memprediksi !.

Pernikahan bukanlah satu-satunya jalan keluar dari hubungan yang terjalin, kita tidak bisa melangsungkan hubungan yang serius hanya berlandaskan cinta, itu sama dengan pertarungan konyol antar senapan angin melawan tank baja.

Kita harus menaruh perhatian khusus pada hal ini, karna bagi saya perceraian adalah Tragedi Kemanusiaan di era modern, dimana tragedi ini legal secara hukum. Baik hukum negara maupun hukum agama.

Perceraian membuat sebuah pola baru dikehidupan seseorang dan pola tersebut akan kembali terulang, perhatikan mereka yang pernikahanya kandas melakukan kesalahan yang sama yang seperti dilakukan orang tuanya dulu.

Pola ini bagai mata rantai yang terikat diatas kepala jangkar kapal, apa bila jangkar tersebut diturunkan maka akan menarik seluruh mata rantai jatuh kedasar. Banyak anak korban broken home mengulang kesalahan yang sama karena mereka tidak mengetahui dan tidak mampu melepas kan diri dari pola tersebut.

Dan hanya sebagian kecil yang dapat selamat dari tragedi ini. Seakan pernikahaan kehilangan nilai sakralnya.

Banyak faktor yang membuat sebuah hubungan kandas namun dari semua yang dijelaskan saya membaginya menjadi tiga kategori : Tidak Siap,Finansial, dan pergaulan.

Makna kehidupan yang sesungguhnya dimulai bukan setamat kalian dari kuliah, tapi kehidupan yang sesungguhnya dimulai saat kalian memutuskan membaca ijab kobul didepan orang tua dan saksi, itulah mengapa kata pertama yang ditanyakan dari masing-masing orang tua saat kalian memutuskan untuk menikah adalah .... Siap?.

Siap adalah langkah pertama yang diambil saat kalian memutuskan untuk membina rumah tangga, bahkan kata ini seharusnya ada dihati dan pikiran sebelum kalian mengucapkan kalimat lamaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline