Jangan memandang rendah saudaramu, pada hari kemalangannya
Jangan memandang ringan malapetaka yang menimpanya.
Seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu.
Perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri.
(Obaja)
Teks dari Kitab Obaja (ayat 12-15) di atas, memang ada dalam konteks dan sikon pergumulan umat pada masa lalu. Namun pesan moral yang terkandung di dalamnya sangat relevan dengan situasi nyata yang dihadapi pada kekinian, termasuk bencana alam seperti kebakaran hutan di California.
Di dalamnya terkandung pesan ajakan menjadi manusia yang lebih baik, peduli terhadap sesama, bertanggung jawab terhadap lingkungan, serta empati dan simpati pada mereka yang menderita.
"Jangan membual pada hari kesusahannya." Mengkritik sikap sombong atau meremehkan penderitaan orang lain.
Dalam konteks kebakaran, bisa diartikan sebagai sikap tidak empati terhadap para korban yang kehilangan rumah, harta benda, bahkan nyawa. Sebaliknya, perlu menunjukkan solidaritas dan empati terhadap mereka.
"Jangan memandang ringan malapetaka yang MENIMPANYA." Ingatkan siapa pun agar tidak menyepelekan bencana yang terjadi. Kebakaran hutan di California adalah peristiwa serius yang memerlukan perhatian dan tindakan nyata dari semua pihak.
"Jangan berdiri di persimpangan untuk melenyapkan orang-orangnya yang luput. Jangan serahkan orang-orangnya yang terlepas pada hari kesusahan." Mendorong setiap pribadi agar saling membantu dan melindungi satu sama lain, terutama dalam situasi darurat.
Dalam konteks kebakaran, perlu saling membantu dalam evakuasi, memberikan pertolongan pertama, dan menyediakan tempat penampungan bagi para korban.
"Perbuatanmu akan kembali menimpa kepalamu sendiri." Ingatkan Anda dan Saya tentang hukum karma atau hukum sebab akibat. Tindakan baik akan mendatangkan kebaikan, begitu pula sebaliknya.
Dalam konteks bencana alam, ini bisa diartikan sebagai ajakan untuk memperlakukan lingkungan dengan baik agar terhindar dari bencana yang lebih besar di masa depan.
Selanjutnya?