Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy Official

Digital Journalism (Reuters and Meta)

Pendekatan Kolaborasi Pentahelix pada Kasus-kasus Intoleransi

Diperbarui: 12 Januari 2025   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kanal YouTube Opa Jappy Official 


Pendekatan Kolaborasi Pentahelix pada Kasus-kasus Intoleransi 

"Pentahelix" dari "penta" atau lima; "helix" atau jalinan, jaringan, kait-mengait. Pada Kasus-kasus Intoleransi, bisa melalui  Pendekatan Pentahelix, yaitu, 

1. Tokoh-tokoh Agama, Kyai, Pdt, Pastor, Ustadz, Guru-guru atau siapa pun yang ada di Area Pembinaan Iman Umat. 

2. Akademisi Bidang Agama; meningkatkan Literasi Agama (sendiri dan yang lain); memahami pemahaman iman Agama melalui perspektif Agama tersebut. 

3. Komunitas, Masyarakat, Umat pemeluk Agama; terutama mereka yang jadi korban persekusi stop diam dan pasrah, tapi ikut berproses, bersuara, berjuang. Masyarakat stop jadi Silent Majority yang takut, pecundang, dan nanti ini-itu. 

4. Media, Stop jadi Corong dan Penyebar Intoleransi, Hoax Agama, "Media Intimidator." 

5. Pemerintah, Aparat Negara, Kemauan Politik, dan Sanksi yang tegas.

Komposisi keberagaman entitas tersebut dapat dikelola atas dasar pendekatan tata kelola kolaboratif. Tata kelola kolaboratif merupakan pengaturan pemerintahan di mana lembaga publik secara langsung melibatkan pemangku kepentingan non-negara dalam proses pengambilan keputusan bersama yang bersifat deliberatif. 

Kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan di masyarakat melalui serangkaian faktor yang sangat penting dalam proses kolaboratif. 

Faktor-faktor tersebut adalah musyawarah, membangun kepercayaan, mengembangkan komitmen, dan saling pengertian. 

Oleh Opa Jappy

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline