Seputaran Universitas Indonesia | User Menjijikan di Medsos (WA, Linked, X, FB dll) ada yang saya kategorikan mereka sebagai Sampah Medsos. Mereka muncul atau ada di semua latar belakang dan strata sosial; termasuk latar Pendidikan, Profesi, Agama, bahkan para Gigolo dan PSK.
Mereka adalah User Medsos atau UM yang terburuk, brutal, biadab, sekaligus bodoh dan dungu; bahkan, tak memiliki sesuatu yang baik untuk ditawarkan atau disampaikan ke sesama manusia.
Hidup mereka penuh dengan puing-puing, kotoran dan sampah; pembawa berita buruk dan negatif. Mereka adalah pembawa dan penyebar informasi yang melemahkan dan melemahkan moral.
Setiap kali mereka muncul, maka menyampaikan sesuatu yang negatif untuk dibahas, dibicarakan, didebat, bahkan di-paksa-dengar-kan pada sesama atau orang lain. Mereka adalah penjual fakta atau peristiwa yang tak pernah terjadi; karena hasil khayalan dan halusinasi.
UM Sampah selalu menjadi mau yang pertama di Medsos; pertama yang menyebarkan informasi sesat, penuh kebencian.
Mereka Ada di Sini dan Sekitar Anda
Anda sudah tahu ciri-ciri UM Sampah khan ...
Sekarang, terpulang pada dirimu; mau jadi bagian dari Sampah atau Anda adalah Sampah Medsos.
"Sampah Medsos"
Nasalah serius yang semakin marak di era digital: keberadaan pengguna media sosial yang menyebarkan konten negatif, hoaks, dan kebencian.
"Sampah Medsos," adalah individu dan kelompok yang menyebarkan informasi negatif, hoaks, dan kebencian tanpa dasar yang kuat. Mereka tidak terbatas pada kelompok sosial tertentu, melainkan bisa muncul di semua kalangan.
Dampak Negatif "Sampah Medsos" terhadap masyarakat, yaitu melemahnya moral dan kualitas percakapan di ruang publik. Oleh sebab itu, setiap pengguna media sosial untuk lebih bijak dalam berinteraksi dan tidak ikut menyebarkan informasi yang belum tentu benar.
Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab maraknya "Sampah Medsos":
- 1. Anomimitas: Di dunia maya, identitas seseorang bisa disembunyikan, sehingga orang merasa lebih bebas untuk mengatakan hal-hal yang tidak akan mereka katakan di dunia nyata.
- 2. Algoritma: Algoritma media sosial seringkali mendorong pengguna untuk melihat konten yang sesuai dengan preferensi mereka, termasuk konten yang bersifat sensasional atau kontroversial.
- 3. Polarisasi: Polarisasi politik dan sosial yang semakin tajam membuat orang lebih mudah terjebak dalam "filter bubble" dan sulit menerima pandangan yang berbeda.
- 4. Keinginan untuk Menarik Perhatian: Beberapa orang mungkin menyebarkan konten negatif hanya untuk mendapatkan perhatian atau popularitas.