Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

Jika Ganjar Ditolak, Maka Ganjar Diterima

Diperbarui: 19 Juni 2022   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Kompas


Bogor, Jawa Barat | Gandjar melejit, Puan tertinggal jauh di bawah, agaknya juga menjadi perimbangan Nasdem ketika merekomendasikan nama-nama untuk Capres 2024, (sayangnya, selama ini, sejak Pilpres Langsung, Nasdem tiada pernah mengusung 'Kader Intern' untuk bertarung, selalu saja jadi followers).

Nasdem yang tak mau bertarung tersebut, mungkin tidak mau lelah, takut rugi, atau tanpa Kader yang berlevel serta berkulitas Capres? Banyak orang tak percaya. Tapi, tak bisa menolak fakta bahwa Nasdem selalu rekomendasikan nama dari luar.

Sehingga ketika ada Hasil Survei Kepemimpinan Nasional oleh Litbang Kompas, 17-30 Januari 2022 memperlihatkan tingkat elektabilitas Puan dan Ganjar. Elektabilitas Puan hanys 0,6 persen, Ganjar mencapai 20,5 persen.

Nasdem pun terpukau; dan mantab pada pilihan atau rekomendasi mereka. Wajah PDIP pun 'memerah jambu;' ketika mereka masih gerilya agar elektabilitas dan populeritas Puan mencapai ketinggian, sudah terlihat bahwa "jika Gandjar ditolak maka Gandjar diterima." Ini "ancaman" untuk PDIP, bisa berdampak pada turunnya jumlah kursi di Parlemen. PDIP patut waspada.

Kewaspadaan tersebut, seturut hasil survey Saiful Mujani Research and Consulting 7 April 2022, bahwa pemilih  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan cenderung memilih Ganjar Pranowo, ketika ia diusung oleh Parpol manapun di luar PDIP.

Juga menurut SMRC, sosok yang paling banyak didukung oleh massa pemilih PDIP adalah Ganjar Pranowo 34,2%, Prabowo Subianto 11,1%, dan Puan Maharani 1,9% (Prihatin and Kacian deh!).

Melihat 'tanda-tanda zaman' di atas, PDIP masih mempertahankan pendapat dan pertimbangan sendiri, serta 'menolak' kehendak pemilih? Entahlah!

Yang pasti, Pilpres Indonesia, adalah memilih sosok, bukan Parpol. Sehingga jika sosok (diminati, disukai, dikehendaki rakyat)  tersebut diusung oleh 'Partai Semut Indonesia dan Parpol Flora Fauna Indonesia' pun, pasti terpilih karena dipilih pemilih.

Jika itu terjadi, misalnya PDIP: No Gandjar but Puan, maka yang terjadi adalah "Sayonara PDIP." Apakah Mbak Mega mau di-sayonara-kan para pendukung yang bukan anggota PDIP? Semoga tidak!

Oleh sebab itu, PDIP harus berpikir realistis berdasarkan fakta di area publik. Karena faktor keterpilihan pada Pilpres adalah rakyat atau pemilih; mereka sangat banyak, melebihi pemegang KTA PDIP.

Mari Cerdas

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline