Baca-Membaca adalah mendiskripsikan segala sesuatu yang terlihat menjadi kata dan kalimat ke dalam pikiran; kemudian menyimpan di lemari ilmu, pengetahuan, dan wawasan.
Ya. Karena, baca dan membaca bukan hanya terjadi ketika berhadapan dengan huruf, kata, dan kalimat. Namun, bisa terjadi pada segala serta semua peristiwa atau pun aktivitas hidup dan kehidupan.
Opa Jappy
Depok, Jawa Barat | Berita Baik, News Menyenangkan dan Menggembirakan di Laman Kompas tentang "Senang Membaca di Sejumlah Provinsi." Paling tidak, hal itu mengembirakan semua hati para Pegiat (meningkatkan) Literasi Publik.
Walaupun belum bisa menaikan tingkat literasi Indonesia dari 10 negara terendah; ada sejumlah Provinsi (di Indonesia) yang memiliki skor tinggi (maaf, detail untuk semua provinsi tidak salin-tempel ke sini; takut artikel ini dihapus redaksi. Bha bha bha bha).
10 Provinsi dengan skor tertinggi gemar membaca tersebut adalah
- Daerah Istimewa Yogyakarta, Skor (S): 70,55 Durasi (D) membaca lebih dari 6 jam per minggu; Jumlah (J) bacaan: 5-6 per tiga bulan
- Jawa Tengah, S 68,30, D 5-6, 4-5
- Jawa Barat, S 65,34, D 5-6, J 4-5
- Kalimantan Timur, S 64,85, D 5-6, J 4-5
- Jawa Timur, S 64,20, D 5-6, J 4-5
- Aceh, S 64,13, D 5-6, J 4-5
- Sulawesi Selatan, S 63,10, D 5, J 4-5
- NTT, S 63,00, D 5, J 4-5
- Lampung, S 62,44, D 5, J 4-5
- DKI Jakarta, S 62,25, D 4-5, J 4-5
Secara nasional, SDJ provinsi-provinsi tersebut di atas skala Nasional Indonesia yang S 59,52, D 4-5, J 4-5
Dari 10 besar tersebut, ada hal-hal yang menarik, hal tersebut antara lain
DKI Jakarta kalah jauh dari DI Jogja, padahal kedua wilayah ini termasuk memiliki Perguriuan Tinggi terbanyak di Indonesia. Dengan asumsi bahwa mahasiwa dan dosen, tiap hari selalu baca, membuat SDJ mencapai angka tinggi.
Namun, bagaimana dengan komunitas warga di Kampung-kampung dan Gang Sempit di dalam Kota? Bisa jadi, mereka sama sekali tak punya buku bacaan, serta buta berbahasa Indonesia.