Cafe depan Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta | Kemarin saya menulis bahwa, "Banyak penyebab manusia melakukan perang atas nama dan untuk membela eksistensi mereka. Hal tersebut antara lain, (i) memperluas wilayah kekuasaan, (ii) memperluas idiologi dan ajaran agama (iii) nafsu menaklukan, (iv) merasa terancam, (v) dan masih banyak hal remeh lainnya. Perang menjadikan manusia lupa bahwa yang terjadi hanyalah membunuh atau terbunuh, mati dan kematian; dan itu tak penting untuk hidup dan kehidupan."
Ya. Rusia mengerahkan puluhan ribu tentara dan mesin perang (udara serta darat) ke Ukraina; dengan asumsi bahwa dalam sekejab, negeri itu (akan) menyerah. Ternyata, Vladimir Putin (dan para jenderalnya) salah duga; Ukrania masih eksis, bertahan, serta rakyat dan tentara menyatu untuk memgusir, yang mereka sebut, Penjajah Rusia.
Sehingga, walau Rusia membombardir Ukrania, termasuk pengoboman terhadap fasilitas sipil; Ukrania tetap gagah perkasa serta menghadang laju pasukan darat Rusia.
Akibatnya jelas. Dari jejak digital (video dan live di YouTube dan Platform Medsos lainnya), Ukraina memamerkan pasukan Rusia yang ditangkap, mereka masih milenial, kangen ibu, dan menangis penuh rindu. Lho, tentara kok cengeng!
Tak disangka, mental militer Rusia ambruk di Ukrania. Bahkan, ada laporan yang bahwa, pasukan Rusia membunuh tentara atau teman-temanya sendiri yang terluka dan kemudian meninggalkan tubuh begitu saja.
Pasukan Rusia menghadapi perlawanan sengit di Chernihiv, belum berhasil mencapai Luhansk, mereka juga kalah di Kharkiv dan Valuykiv. Pasukan Pertahanan Ukraina terus melakukan pertempuran defensif, dan mereka menang.
Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukrania pun menyatakan, sekitar 9.000 orang Rusia tewas, mereka harus membawa 200.300 (tentara Rusia) berusia 19-20 tahun dengan puluhan helikopter sebagai tawanan. Walau tak/belum ada bukti kebenarannya.
Tapi, dari Rusia pun tidak membantah pernyataan dari Ukrania tersebut. Faktanya, Kementerian pertahanan Rusia bahwa mereka telah mengalami beberapa kerugian.
Jelas, ada banyak korban yang berjatuhan di pihak Rusia, tapi mereka tak ungkapkan ke publik. Itulah perang dan peperangan, jika ada tentara yang tewas, maka itu adalah resiko militer; tak perlu dibesar-besarkan. Kematian tentara di medan peperangan, hanya ditandai nomor dan angka.
Semuanya itu, kekalahan atau "kerugian tak berarti," tersebut membuktikan bahwa Rusia yang memulai perang (dan peperangan), namun mereka kalah pada setiap pertempuran.