Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

Mereka Pergi Sebelum Waktunya

Diperbarui: 15 Januari 2021   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto Kompas com | Adaptasi oleh Opa Jappy

Catatan Awal 

Mulut Rahim: Mulut rahim atau serviks merupakan saluran berbentuk tabung di bagian bawah rahim yang menghubungkan antara rahim dan vagina. Mulut rahim memang terlihat kecil, namun mulut rahim bisa membuka dan melebar sebagai jalan lahir saat persalinan berlangsung.

Organ kewanitaan ini paling rentan mengalami gangguan kesehatan, peradangan, polip, hingga kanker. Terdapat bagian yang rentan mengalami kanker mulut rahim ini adalah zona peralihan.

Zona peralihan merupakan lokasi yang paling sering mengalami kanker mulut rahim. Zona peralihan terdiri dari dua bagian, yaitu ektoserviks yang merupakan bagian dalam dan endoserviks yang merupakan bagian luar mulut rahim.

Gejala Kanker Mulut Rahim: Pada tahap awal gejala kanker mulut rahim sulit untuk dikenali. Bahkan pada kasus tertentu gejala kanker serviks awal tidak timbul sama sekali hingga memasuki stadium lanjut. Gejala kanker mulut rahim yang paling umum adalah flek atau pendarahan yang tidak normal pada organ reproduksi seperti menstruasi diluar siklus atau pendarahan usai berhubungan seks.

Apabila sudah memasuki stadium lanjut atau stadium 4, maka sel kanker akan menyebar keluar rahim menuju organ penting lainnya. Pada tahap ini muncul beberapa gejala kanker mulut rahim yang mudah dikenali, seperti:

  • Mudah lelah
  • Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
  • Rasa nyeri pada punggung atau pinggang yang disebabkan oleh pembengkakan ginjal
  • Nyeri pada tulang
  • Sembelit
  • Terjadi pembengkakan pada salah satu kaki
  • Urine bercampur darah
  • Hilang nafsu makan

Sumber

Dokumentasi Allodokter

Sekitaran Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta Selatan | Sebetulnya, hentakan keyboard laptop ini, bukan artikel kesehatan, humaniora, gaya hidup, atau apalah; namun hanya merupakan ungkapan hati. Ungkapan hati yang penuh kesedihan, karena pada kurun 30 hari, tiga orang yunior saya pergi meninggalkanku dalam sendiri, kesendirian, sepi, dan kesepian; padahal dirilu rata-rata 15 tahun lebih tua dari mereka.  

Mereka pergi, bukan karena diusir dan terusir atau pun terpaksa, melainkan kanker serviks menjadi duri dalam daging serta 'merampas' mereka dari hidup dan kehidun. Ya. Kanker Serviks telah menjadi 'duri dalam daging' banyak perempuan usia dewasa dini, tapi mereka tak menyadarinya. Kesadaran bahwa ada duri itu, setelah muncul sejumlah gejala. Tragis.

Dilanjutkan, tak pakai lama, setelah muncul, merasakan, dan terlihat, pada durasi waktu rata-rata 90 hari atau 3-4 bulan,  mereka pun kalah terhadap serangan kanker serviks; serta berakhirlah semua kesakita dan derita; sambil meninggalkan kesedihan panjang pada orang-orang dikasihi dan disayang.

Mengapa Tidak Terdeteksi?

Dari percakapan (intens dan bertahap) dengan sejumlah sanak (utamanya suami serta anak-anak) dari mereka (mama-mama muda usia dewasa dini dan madia atau sekitar 40-50 tahun) yang menghadap-Nya karena kanker serviks, antara lain (i) tidak muncul gejala penyakit seperti pusing, demam, nyeri, flu dan lain sebagainya, (ii) tak ada ganguan pada saat hubungan intim (ML) dengan suami atau pasangan, (iii) tidak mengalami penurunan berat badan, (iv) jika terjadi pembesaran perut, dinilai sebagai gejala biasa perempuan, (v) energik, tampil sehat dan prima, selalu cerah ceria, semangat, serta tanpa beban diri, bahkan tetap melakukan pekerjaan sehari-hari.

Dengan sikon seperti itu, siapa pun, termasuk yang telah menderita kanker serviks stadium awal, menyanka bahwa ada penyakit memtikan pada/dalam diri.  Dan, jika anda, sebagai orang yang dekaat serta menyayangi mereka, meminta untuk melakukan pemeriksaan atau deteksi adanya kanker serviks; maka akan mendapat jawaban, "Saya sehat; tak ada apa-apa; nanti saja, jika terasa sakit disitu;" dan lain sebagainya. Jika seperti itu, anda, mungkin, hanya diam; tak bisa memaksa.

Itulah sikon umum pada mama-mama muda yang ada pada usia 40-50 tahun; mereka seakan tak peduli (atau bahkan merasa tak mungkin terhadap serangan) terhadap salah satu musuh kaum perempuan yaitu kanker serviks. Mereka (akan) meraung-raung atau pun memperlihatkan air mata kesedihan dan penyesalan, ketika kanker serviks.

Kebiasaan yang Harus Dibuang

Kebiasaan 'meremehkan, tidak peduli, tak menyadari diri' itulah yang paling sering terjadi pada mama-mama muda usia 40-50; dan itu berujung pada hal-hal yang tak terduga oleh dirinya dan dan keluarga. Padahal, penelitian mengungkapkan bahwa angka harapan hidup pada penderita kanker serviks tergantung stadium yang dialami. Meskipun demikian, angka harapan hidup hanya hitungan persentase penderita yang masih hidup, lima tahun setelah didiagnosis menderita kanker serviks.

Sebagai contoh, angka harapan hidup 80% berarti 80 dari 100 penderita bertahan hidup 5 tahun setelah terdiagnosis kanker serviks. Perlu diketahui, banyak penderita yang hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis kanker serviks. Angka harapan hidup pada penderita kanker serviks berdasarkan stadium yang dialami:

  • Stadium 1 -- 80-93 %
  • Stadium 2 -- 58-63 %  
  • Stadium 3 -- 32-35 %
  • Stadium 4 -- 15-16 %
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline