Sekitaran Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat | Gebrakan awal Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, mungkin, menurut banyak orang, hanya sederhana, kecil, atau pun tak bermakna, bahkan pecitraan. Tapi, itulah Risma, dari Surabaya Metropolis kedua di Indonesia, pindah ke Jakarta bukan sebagai tamu atau jalan-jalan; tapi, sebagai Menteri Sosial RI.
Sebagai Menteri Sosial dan tinggal serta bertugas di Ibukota NKRI, Risma melihat bahwa Jakarta bukan saja Mtropolis dan Metropolitan, namun juga harus bebas dari orang-orang atau 'Komunitas Penyadang Masalah Sosial.' Oleh sebab itu, hal pertama dan dilakukan oleh Risma adalah membersihkan Jakarta dari para penyandang masalah sosial.
Namun, Risma tidak melakukan 'pembersihan' dengan cara mengusir, tapi memulangkan, atau pun menempatkan mereka di panti-panti binaan dan rehabilitasi. Risma pun berkata, "Aku akan berikan rumah." Sehingga, Risma membujuk para gelandangan agar bersedia menempati rumah yang disediakan oleh Kemensos.
So, apa yang salah dengan program tersebut?
Agaknya, 'Gebrakan Risma,' telah ditanggapi salah dan nyinyir oleh orang-orang yang tidak pahami hal tersebut. Lihat saja dari jejak digital berikut,
- @baim22, "Mensos urusan jakarta, siap2 sebentar lg sapu2 jln sm atur lalulintas, camera roll...and action...".
- @yang_cerah,"Mensos DKI?"
- @lutfiwahyu11, "Bu Risma ini Mensos RI atau Mensos DKI Jakarta ya? Bekal buat 2022 ya Bu?"
- @achmad30673 "Bu Risma kenapa gak blusukan ke kampung kami di Banda Aceh supaya saudara kami di Banda Aceh kenal dengan Mensos yang walikota Surabaya...".
- @chandradn,"Mensos jakarta LUCU juga"
- @YusupMustopa7, Mensos khusus DKI.Sandiwara basi. Warga Jakarta jangan mau lah dikibulin!"
- @rahiem_abdul,"Ini Mensos eksis banget bikin konten, mau ngalahin Baim wong ya"
Ya, itulah tanggapan dari mereka yang sebetulnya tak pahami apa-apa; tidak memahami tujuan yang lebih besar yaitu, menampilkan Negara dan Ibukota NKRI yang benar-benar berpihak serta memperhatikan para Penyandang Masalah Sosial.
Gebrakan Risma, biarlah saya sebut seperti itu, sekaligus menunjukkan bahwa Kementerian Sosial, tidak hanya terlihat dan hadir di area publik jika terjadi bencana, melainkan selalu ada sebagai 'kehadiran Negara' di antara rakyat yang kurang beruntung.
Dengan demikian, gebrakan Risma yang 'membersihkan Jakarta' tidak boleh dimaknai, dipahami, dan dinilai (apalagi 'dinyinyir') sebagai sesuatu untuk cari nama, populer serta percitraan. Risma telah melakukan apa-apa yang seharusnya dikerjakan oleh para pendahulunya di Kementerian Sosial.
Risma, Lanjutkanlah
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini