Beberapa Catatatan
Marginal
Marjinalitas untuk menjelaskan bahwa seseorang atau kelompok atau sesuatu memiliki keadaan marjinal. Marjinalisasi berarti desakan atau pembatasan terhadap seseorang atau kelompok atau sesuatu dalam berbagai aspek yang mengakibatkan obyek desakan atau pembatasan ini tersingkir hingga berada pada batas atau tepi atau pinggiran.
Marjinalisasi menghasilkan orang-orang atau individu (atau pun kelompok baru yang) marjinal; yaitu mereka yang terpasung dalam ketidakpastian psikologis di antara dua (atau lebih) komunitas masyarakat/sosial; sehingga mereka penuh dengan ketidakmampuan mengekspresikan diri serta terbatas (karena dibatasi) daya jangkaunya, (Lengkapnya Klik Sumber).
Sentimen SARA
Sentimen SARA merupakan perilaku manusia, khususnya umat beragama (yang diwujudkan melalui kata, tindakan, kebijakan, keputusan) yang merendahkan, membatasi, dan meremehkan (termasuk tidak memberi kesempatan dan peluang), agar orang yang berbeda agama mendapatkan hak-haknya serta mampu mengaktualisasi dirinya secara kreatif.
........
Sentimen SARA bisa meluas menjadi konflik. Konflik itu meluas karena mereka yang mempunyai kesamaan SARA, walaupun berada di luar wilayah konflik, mau tidak mau, akan ikut berjuang, namun secara diam-diam. Itu terjadi karena adanya identitas fundamental yang menyatukan mereka sebagai kelompok yang tertindas, tersisih, dan diperangi, korban kekerasan, dan ketidakadilan; serta suatu kesamaan panggilan yaitu kewajiban untuk membela dan melindungi komunitas, (Lengkapnya Klik Sumber).
Kasus George Floyd
Seorang pria kulit hitam, George Floyd, 46 tahun, membeli sebungkus rokok di Toko Cup Foods senilai US$ 20; pelayan toko curiga uang yang dipakai. Waktu itu, sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Ia menilai gerak-gerik Floyd mencurigakan, dan melapor ke Polisi Wilayah Minneapolis. Sekitar pukul 20.08, polisi datang ke tempat kejadian dan menghampiri Floyd yang duduk di luar toko; Floyd langsung diborgol Sang Polisi, Derek Chauvin.
Tidak selesai di situ; Chauvin menekan leher yang menelungkup di pinggir jalan, selama kurang lebih tujuh menit. Floyd berkali-kali merintih kesakitan dan mengaku sulit bernafas, kemudian dilarikan ke RS. Sayangnya, Floyd sudah kritis, dalam keadaan itu, ia hanya menangis dan memanggil ibunya, berseru "Lututmu di leherku. Aku tidak bisa bernapas... Mama. Mama;" ia pun tewas. Kematian tersebut, kemudian berujung pada kerusuhan di Minneapolis, dan tersebar di wilayah lainya di AS.