Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

Prabowo Bukan "Pusat di Luar Kekuasaan" untuk People Power

Diperbarui: 8 Mei 2019   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Idiom People Power, selanjutnya PP, tiba-tiba terangkat ke permukaan, setelah tenggelam sejak 1998; idiom yang mengacu pada gerakan rakyat untuk menjatuhkan Pusat Kekuasaan atau pemerintah. Lucunya, PP dimunculkan oleh orang-orang dan kelompok yang 'kalah versi quick count.'

Walau baru kalah versi quick count, kelompok kalah itu sudah membangun wacana dan opini bahwa (i) mereka yang menang, (ii) jika kalah maka itu karena terjadi kecurangan, (iii) karena curang membuat kalah, maka harus mempertahankan kemenangan melalui perang atau pun people power.

Mungkin, mereka yang menyebarkan wacana dan opini seperti itu, berpikir (akan) mendapat apresiasi dan sambutan rakyat dengan penuh kehangatan. Ternyata, mereka salah duga; publik dingin dan tidak antusias.

Karena PP merupakan paduan berbagai kegiatan atau pun aksi rakyat (secara mandiri mau pun terorganisir, bergelombang, dan masif), militer, aktivis dari berbagai latar belakang; dengan satu tujuan yaitu meruntuhkan kakuasaan dan menggantinya.

Selain itu, PP hanya bisa meluas jika didukung beragam elemen kelompok maupun organisasi masyarakat. Dan, adanya seorang pemimpin atau tokoh sebagai 'pusat di kekuasaan.' Ia merupakan tokoh kunci atau 'centre of people power;' ia sebagai perekat, pemersatu, dan semua elemen peserta PP hanya mendengar dan ikuti komandonya, [Lengkapnya, Klik KANAL IHI].

Pemimpin Utama pada (Mimpi) People Power di Indonesia.

Jika faktor-faktor yang memunculkan People Power seperti di atas; apakah mimpi PP dari Amin Rais, Eggi Sudjana, Prabowo Subianto PP dapat terjadi? Agaknya, mimpi itu tetap menjadi impian.

Namun, walau PP tersebut sebagai mimpi; mungkin saja kelompok 'pemicu PP' memiliki percaya diri yang kuat, merasa mampu, dan ada tokoh yang pas sebagai 'Centre of People Power.'

Lalu, siapa 'pusat di luar kekuasaan' yang bisa (akan) menjadi tokoh utama jika benar-benar ada PP? Ini menjadi hal yang krusial; sebab pada kelompok 'pemicu PP' ada sejumlah orang yang berupaya menjadi yang utama dan pertama dari antara mereka. Termasuk, ada dugaan bahwa teroris mau menggunakan momen itu untuk melakukan bom bunuh diri.

Berdasar tampilan di media, ada sejumlah nama atau orang ingin menjadi tokoh central pada PP. Misalnya Amin Rais, sang pencetus PP 2019, agaknya mau tampil dengan nostalgia 98; Eggi Sudjana, penggerak massa; Kepala BPN Prabowo-Sandi dengan jaringan sipilnya; bahkan Prabowo Subianto yang telah menyatakan diri sebagai Presiden.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline