Ketimpangan ekonomi masih terjadi di Indonesia. Bahkan saat ini, sebanyak 99 persen masyarakat Indonesia hidup sangat pas-pasan. Yang bisa menikmati kekayaan Indonesia ini hanya sebesar 1 %, sisanya yakni 99 % justru mengalami hidup pas-pasan bahkan bisa dikatakan sangat sulit.
Kita melihat sekarang adalah keadaan yang saya sebut keadaan paradoks. Keadaan janggal setelah 73 tahun merdeka, yang kaya hanya segelintir saja; ini bukan saya karang, bukan angkanya Prabowo Subianto. Ini adalah data, fakta yang diakui oleh Bank Dunia, oleh lembaga-lembaga internasional.
Prabowo Subianto | Denpasar, Bali, Jumat 19 Oktober 2018
Prabowo, bukanlah Prabowo Subianto Sang Capres jika tidak menyampaikan orasi bombabtis, menggelegar, berapi-api, sekaligus membuat publik 'berpikir panjang' untuk memahaminya. Kali ini, di Denpasar Bali, di hadapan para pendukungnya, seperti kutipan di atas, Prabowo menyatakan tentang rakyat Indonesia yang hidup pas-pasan.
Pernyataan Prabowo tersebut, menurut Drajad Wibowo, salah satu anggota Tim Pemenangannya, hal-hal itu berdasar data kekayaan. Jadi yang dimaksud 99% hidup pas-pasan itu lebih dari kekayaan, bukan dari sisi pengeluaran. Selanjutnya menurut Drajad, sesuai data dari Global World Economic Forum (WEF) Report, Global Swiss bahwa.
- 1 % orang terkaya Indonesia menguasai hampir 50 % kekayaan yang ada di Indonesia
- Jumlah rekening bank dengan dana di atas Rp. 1 M, sebanyak 0,25 %,
- Jumlah rekening bank dengan dana di atas Rp. 100 juta ke bawah, sebanyak 98%
- Rata-rata kekayaan orang Indonesia dengan membandingkan tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan; tahun 2017 sebesar US $ 9300 USD, tahun 2018 turun menjadi $US 8900
Wah, apa memang seperti itu?
Jika data tersebut benar, maka dari mana kesimpulan yang diambil Prabowo bahwa hidup dan kehidupan 99 % penduduk Indonesia tergolong sangat sulit secara ekonomi?
Dari data di atas (saja), masih ada 50 % kekayaan yang ada di Indonesia (di sini pun, tidak diketahui item-itemnya; misalnya hasil bumi, pertambangan atau mineral, hutan dan tanah, dan lain sebagainya), dikuasai oleh 'bukan 1 % tersebut.' Lalu, siapakah yang menguasainya? Ini juga bermakna, masih sangat banyak orang (Indonesia), di luar 1 % itu, yang menguasai atau memiliki kekayaan di Indonesia.
Hal tersebut juga bermakna, penyebutan '99 % orang Indonesia sangat sulit hidup,' tidak berdasar data dan fakta; seperti data dan fakta yang disodorkan oleh Drajad Wibowo.
Berbagai Tanggapan