Dua Catatan Awal
Pertama: Sandiaga Uno, Pilihan Prabowo
Fakta yang terjadi pada 9 Agustus 2018, adalah Sandiaga Uno berhasil menjadi Cawapres (dari Prabowo) setelah adanya negoisasi 'tingkat tinggi' dengan PAN dan PKS, plus Gerindra dan (mungkin juga) Demokrat.
Walaupun, tidak diakui oleh Prabowo (dan Parpol Pendukung), perkiraan saya bahwa Cawapres untuk Prabowo adalah seserorang yang mampu (ikut) membiayai (dan menyumbangkan) dana kampanye Pilpres, ternyata benar serta tepat. Apalagi, ada sejumlah rumor dan pengakuan bahwa di balik pencawapres Sandiaga Uno, sebelumnya, telah terjadi persembahan dana segar ke Parpol tertentu (di lingkaran Parpol pendukung Prabowo).
Lepas dari rumor dan pengakuan tersebut, kepastian bahwa Prabowo (dan Gerindra cs) membutuhkan dana atau biaya kampanye, sudah terjawab dengan/melalui Sandiaga Uno; dan itu sangat tepat untuk Prabowo, [Sumber: Klik]
Kedua: PAN Menolak Kampanyekan Prabowo-Sandi
Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengakui sejumlah calon anggota legislatif yang diusung PAN menolak mengampanyekan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurut Eddy Soeparno,
Meski PAN merupakan parpol pengusung Prabowo-Sandi, namun sejumlah caleg tak akan mengampanyekan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02. Menurut Pengakuan Caleg dari PAN,
Mereka menolak ikut mensosialisasikan Prabowo-Sandi karena tak sesuai dengan kehendak konstituen yang lebih mendukung pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Di antara caleg kita yang berjuang di daerah, 'mohon maaf ketum, mohon maaf sekjen. etapi di bawah, saya mungkin tidak bisa terang-terangan untuk berpartisipasi dalam pemenangan Pak Prabowo. Karena konstituen saya tidak sejalan dengan itu. Jadi mohon maaf.'
PAN memang akan lebih fokus memenangkan Pileg 2019 ketimbang Pilpres. Sebab, Pileg dan Pilpres 2019 akan digelar secara serentak. Di sisi lain, PAN tidak mempunyai perwakilan yang diusung sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. [Selanjutnya lihat di Kolom Komentar].