Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

Sasando, Salah Satu Trilogi Rote

Diperbarui: 22 Agustus 2018   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sasando | Dokumentasi Diaspora Rote

Rote, yang kini semakin populer karena sering diucapkan oleh Presiden Jokow Widodo, dalam kaitan dengan kesatuan NKRI, Dari Sabang sampai Merauke dan Mianggas hingga Rote. 

Rote (resminya adalah Kabupaten Rote Ndao) adalah wilayah Kabupaten terselatan dari RI, memiliki sejumlah besar unsur budaya, adat, dan kebiasaan yang masih dipertahankan hingga kini. Dari sejumlah unsur budaya tersebut, Haik, Ti'i Langga, dan Sasando merupakan Trilogi Rote asal dan asli Rote, yang tidak ada di tempat lain.

Rote, dan juga Ndao dan Ndana, Nusak Lote, demikian orang-orang Rote menyebut Tanah Kelahiran mereka, juga memiliki alat musik khas, unik, serta tidak ada di belahan Bumi mana pun, yang disebut Sasando. Sasando adalah alat musik dawai yang dimainkan dengan dipetik; secara harfiah sasando atau sando dalam bahasa Rote artinya sesuatu yang bergetar atau suara yang keluar karena bergetar.

Sasando, bisa juga disebut 'alat musik dari haik;' sebab, aslinya, asal bentuk sasando persis haik (sebagai resonansi), dan pegangan haik diberi dawai, sehingga bisa dipetik dan mengeluarkan bunyi atasu sesuai irama.  

Bentuk haik untuk sasando, sama dengan haik memikul atau pun menjual tuak, namun pegangannya digantik gondola senar. Mencerminkan hidup dan kehidupan Orang Rote yang tak pernah statis; dalam diam sekalipun, mereka mampu menggetarkan orang lain dengan irama serta suara yang merdu dan penuh keindahan, (lihat image pada artikel).

Jenis Sasando

Sasando, yang awalnya sebagai isntrumen musik tradisional, telah lama ada atau muncul di Pulau Rote. 'Sasando Asli' juga disebut Sasando Gong, bernada pentatonic; memiliki dua belas dawai. Biasanya hanya digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional masyarakat di Pulau Rote.

Namun, sekitar abad 18, pada seiring dengan perkembangan dan kebutuhan sosial, kemudian, para pemain Sasando atau Sasandors, melakukan modifikasi sehingga memunculkan Sasando Biola. Sasando Biola memiliki sistem nada diatonic, berdawai mencapai 48 utas; dan nada dan irama yang dihasilakan lebih bervariasi.

Belakangan, karena perkembangan teknologi serta seni music dan bunyi, para pemain Sasando atau Sasandors, melakukan modifikasi sehingga memunculkan Sasando Elektrik, sehingga ketika memainkannya, terdengar berbagai variasi bunyi dan nada.

Asal Usul Sasando

Para Petutur Rote menyatakan bahwa, Sasando telah digunakan di kalangan masyarakat Rote, terutama kalangan pria muda sejak/atau pada abad ke-7. Tapi, siapa yang memainkannya pertamak kali? Karena tidak ada cacatan tertulis, maka ada beberapa pendapat tentang asal muasal sasando.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline