Cipanas, Jawa Barat | Terjawab sudah, siapa-siapa yang menjadi Pasangan (Bakal) Presiden dan Wakil Presiden pada Pilpres RI tahun 2019. Mereka akan menjadi 'Calon Resmi' setelah keluar penetapan dari KPU Pusat; namun kemungkinan untuk berganti (orang) masih terbuka, jika hasil pemeriksaan kesehatan mereka tidak sesuai ketentuan atau persyaratan yang berlaku.
Pasangan Capres Jokowi dan Prabowo sudah memiliki Cawapres; bisa dikatakan bahwa pilihan mereka (Jokowi dan Prabowo) muncul dari area yang penuh misateri dan misterius, nyaris tidak ada yang tahu. Tanggal 9 Agustus, baru muncul nama-nama cawapres (dari Jokowi dan Prabowo). Nama-nama tersebut, langsung berdampak pada 'kejutan publik' karena sebelumnya tak muncul di bursa pencawapresan.
Juga, pilihan Jokowi dan Prabowo itu, diakui atapun tidak, memunculkan kekecewaaan (dan juga sakit hati) berbagai pihak, namun mereka digiring untuk menerima pilihan tersebut. Pilihan cawapres tersebut, sekaligus mematahkan dugaan serta perkiraan berbagai pihak, termasuk pers dan pengamat politik.
Saya, termasuk yang setengah terkejut dengan pilihat Jokowi; dan setengah benar ketika menduga siapa cawapres pendamping Prabowo. Pasalnya, pada 8 Agustus, saya menulis tentang "Prabowo Butuh Cawapres yang Sanggup Membiayai Dana Kampanye;" di samping empat persyaratan yaitu yaitu, (i) memiliki dukungan politik (yang kuat), (ii) dikenal publik, (iii) mampu membawa dan mengumpulkan suara pemilih, dan (iv) terutama bisa (ikut) membiayai (dan menyumbangkan) dana kampanye Pilpres.
Pada tulisan tersebut (dalam perkiraan saya) Agus Harimurti Yudhoyono (dari) Demokrat sebagai pasangan Prabowo, dengan pertimbangan 'sanggup membiayai biaya kampanye Pasangan Capres dan Wapres.'
Sama sekali tak berpikir pada Sandiaga Uno sebagai pasangan Prabowo; sebab Mei 2018, ketika ada urusan di Balai Kota DKI Jakarta, salah seorang Petinggi DKI, secara tak sengaja menyampaikan bahwa Anies Baswedan akan menjadi Cawapres.
Namun, pada 9 Agustus 2018, fakta yang terjadi adalah Sandiaga Uno berhasil menjadi Cawapres (dari Prabowo) setelah adanya negoisasi 'tingkat tinggi' dengan PAN dan PKS, plus Gerindra dan (mungkin juga) Demokrat.
Walaupun, tidak diakui oleh Prabowo (dan Parpol Pendukung), perkiraan saya bahwa Cawapres untuk Prabowo adalah seserorang yang mampu (ikut) membiayai (dan menyumbangkan) dana kampanye Pilpres, ternyata benar serta tepat. Apalagi, ada sejumlah rumor dan pengakuan bahwa di balik pencawapres Sandiaga Uno, sebelumnya, telah terjadi persembahan dana segar ke Parpol tertentu (di lingkaran Parpol pendukung Prabowo).
Lepas dari rumor dan pengakuan tersebut, kepastian bahwa Prabowo (dan Gerindra cs) membutuhkan dana atau biaya kampanye, sudah terjawab dengan/melalui Sandiaga Uno; dan itu sangat tepat untuk Prabowo.
Apalagi, dengar-dengar, ada kelompok pendana (hasil Lobby Sandiaga) dari 'Luar Sana' yang siap mendanai Kampanye Pilpres (karena ada persediaan dana yang tak terbatas) dengan konsesi tertentu jika pasangan Prabowo-Sandiaga berhasil sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI pada Tahun 2019.
NAH