Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

Abraham Samad: Korupsi karena Kebutuhan dan Serakah

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

138502869194904468

Abraham Samad;

  • Koruptor tidak pernah tinggal di PENJARA; pulang setelah Magrib dan kembali sebelum Subuh, jadi pas diperiksa, mereka tetap ada jika diperiksa; terjadi karena mereka membayar aparat hukum
  • Selalu ada peluang korupsi di Indonesia, sangat Masif;   jadi berantasnya, harus progresif; koruptor itu harus dihukum seberat-beratnya, agar mereka jera sehingga tidak ada koruptor
  • Pejabat yang korup adalah pembunuh berdarah dingin
  • Penyebab orang korupsi yatitu korupsi karena kebutuhan dan korupsi karena keserakahan -  ketamakan
Korupsi karena kebutuhan; itu terjadi di/pada mereka yang gaji kecil namun butuh (biaya-uang) untuk membiayai kebutuhan hidup dan kehidupan. Ini terjadi di mana-mana atau banyak tempat. Jumlah, besaran uang yang dikorup pun tak besar, namun sering, terutama berhubungan dengan layanan publik.

Korupsi karena serakah, keserakahan - tamak, ketamakan; nah ini memang luar biasa. Bayangkan saja, ada pejabat publik negara yang korupsi walau gajinya lebih dari Rp200 juta/bulan. Lebih dari itu, di Indonesia tak terhitung jumlah pejabat yang korup dengan cara menerima setoran, sumbangan, biaya-biaya tak resmi dari sejumlah perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Mengapa bisa seperti itu!? Coba perhatikan hal berikut

Korupsi merupakan tindakan seseorang dan kelompok yang menguntungkan serta memperkaya diri sendiri, keluarga, dan juga dan orang-orang dekat. Tindakan itu, dilakukan [secara sendiri dan kelompok] melalui penggelapan dan penyelewengan; manipulasi data keuangan, data jual-beli, dan lain-lain. Korupsi bisa dilakukan oleh siapa pun, pada semua bidang pekerjaan, kedudukan, jabatan; pada tataran institusi atau lembaga pemerintah, swasta, maupun organisasi keagamaan.

Nah, sisi positifnya, itu tadi, memperkaya diri sendiri, keluarga dan kelompok. Jadi, jika ingin disebut pahlawan (dalam) kelompok - keluarga - parpol - dan mau disebut orang yang baik hati, suka membantu, suka menolong, suka amal, dan seterusnya, maka korupsilah Anda. Toh hasil korupsi (dan banyak uang) bisa menjadikan Anda sampai ke/menjadi anggota parlemen, pengurus partai, orang terkenal, dan seterusnya.

Jadi, siapa saja bisa berpeluanguntuk melakukan korupsi, dan dilakukan dengan berbagai cara, pada setiap waktu dan tempat. Tetapi, juga setiap orang bisa atau sanggup MELAWAN KORUPSI, jika ia mau, niat, dan terpanggil untuk itu; dan dilakukan dengan cara mudah yaitu mulai dari diri sendiri. Diri sendiri yang mau, niat, terpanggil untuk tidak melakukan korupsi dengan cara apa pun.

Dengan itu, jika Abraham Samad katakan bahwa berantas korupsi - koruptor harus dengan langkah yang progresif, maka jika kita, saya, Anda, diri sendiri juga mau lakukan; maka lakukan itu dengan progresif. Artinya, jika Anda ingin memberantas korupsi, tak ingin orang lain korup, maka diri sendiri pun seperti itu; harus berani melawan diri sendiri, jika tiba-tiba muncul kesempatan untuk melakukan korupsi.

Anda bisa dan harus bisa; saya pun juga bisa berantas korupsi

13810587241757900138

SUPLEMEN

KOLUSI: Merupakan persepakatan antara dua [maupun lebih] orang ataupun kelompok dalam rangka menyingkirkan orang [kelompok lain], namun menguntungkan diri dan kelompok sendiri.  Biasanya persepakatan itu dilakukan secara rahasia, namun ada ikatan kuat karena saling menguntungkan. Lamanya suatu kolusi biasanya tergantung keuntungan yang  didapat; dan jika merugikan maka ikatan tersebut hilang secara alami. Kolusi dapat terjadi pada hampir semua bidang  pekerjaan dan profesi; politik, agama, organisasi, dan institusi. Dengan itu, kolusi dapat menghantar pada kepentingan dan demi keuntungan kelompok [misalnya kelompok politik dan SARA] maupun pribadi, sekaligus penyingkiran serta penghambatan terhadap orang lain.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline