Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

BJ Habibie, Bernard, dan Iriana Bicara tentang Presiden Jokowi

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1413799307439853545

Jokowi Sudah Siap Lahir dan Batin untuk Menjalankan Tugasnya

Pagi tadi, ketika pelantikan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, Bacharuddin Jusuf Habibie yang juga Presiden ketiga Republik Indonesia hadir. Ia berada di Balkon VVIP, yang cukup jauh dari "balkon relawan dan undangan tidak VVIP." BJ Habibie, seperti biasa, tampil dengan tatapan mata yang tajam dan terlihat semakin menua, namun wajah senyum dan semangat masih memancar. Seakan ada aura magnit diri, sehingga banyak orang memperhatikan dirinya.

Pada suatu kesempatan, ketika BJ Habibie diwawancarai oleh media nasional, cetak, pemberitaan, dan online, tentang Jokowi, Habibie pun dengan penuh antusias menjawab wancara. Menurut BJ Habibie,

"Bagi saya mengharukan karena orangnya sederhana. Dia tidak neko-neko. Kalau dia bilang A, ya A. Titik. Saya percaya.  Jokowi adalah sosok yang tidak dipersiapkan untuk menjadi presiden; Jokowi sudah siap secara lahir dan batin untuk menjalankan tugasnya.

Yang baru masuk dalam sejarah Indonesia hanya Gus Dur dan Jokowi. Bu Megawati sudah dipersiapkan, beliau ketua partainya, pengalamannya segudang. Yang lain juga. Saya juga.

Meski tanpa persiapan, Jokowi tetap memiliki segudang pengalaman. Jokowi pernah menjadi Wali Kota Surakarta, Gubernur DKI Jakarta, dan pengusaha mebel.  Dia beli kayu dan dibuat jadi mebel, memberi gaji ke orang. Dia ekspor lagi. Itu tidak ada bedanya dengan orang yang membuat mobil, kapal terbang.

Jokowi bukanlah sosok yang sempurna dan tidak mungkin bisa melakukan sesuatu yang sempurna untuk seluruh rakyat Indonesia. Terlebih lagi pada awal kepemimpinannya, akan ada saja tantangan yang dihadapi pemerintah. Namun, Jokowi adalah sosok pejuang yang tidak mudah putus asa.

Semoga bangsa ini terus maju. Tidak hanya ada pertumbuhan, tetapi juga pemerataan. Jangan hanya pemerataan, tapi tidak ada pertumbuhan. Siapa pun yang jadi presiden, have to do that."

Itulah Habibie, yang memberi penilaian seimbang kepada orang lain; BJ Habibie melihat kelebihan kekurangan Jokowi, yang tak dipersiapkan sebagai Presiden. Habibie menyamakan Jokowi dengan Gus Dur.  Tentu (kita) ingat, ketika itu, Gus Dur harus "dipresidenkan" sebagai jalan tengah terhadap "pecahnya bangsa" karena berbagai sebab, termasuk "setuju, tidak setujunya" perempuan menjadi Kepala Negara.

Sedangkan Jokowi, sesuai dengan pendapat BJ Hbaibie, yang tidak dipersiapkan jadi Presiden, bersama Jusuf Kalla, terpilih karena peran rakyat; parpol pengusung mereka hanya "media atau kendaraan politik". Orang yang tak dipersiapkan jadi Presiden tersebut, bahkan istrinya pun tak bermimpi bahwa suaminya akan menjadi presiden, ternyata berhasil mengambil hati rakyat atau pemilih, termasuk meluluhkan hati rivalnya, yaitu Prabowo. Pada pidato pertama sebagai Presiden, Jokowi menyebut, Prabowo sebagai sahabat baik saya; dan dari atas balkon, Prabowo pun berdiri, tegap, dan menghormati presidennya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline