Seorang Kompasianer menulis, "Andaikan sampai saat ini, aku belum bergabung menulis di Kompasiana, aku masih akan tetap sama menjadi aku yang dulu. Yang semangatnya biasa saja, yang pemalu, yang minderan, yang kurang dikenal dan aku bukan penulis! Keberadaan Kompasiana tanpa kusadari telah menjadi media pertamaku, belajar menulis secara otodidak. Menjadi wadah, aku punya jalinan pertemanan, yang pada mulanya hanya dari dunia maya, kini sudah banyak yang terwujud menjadi hubungan dunia maya. Dengan menulis di Kompasiana juga, aku bisa bergabung menjadi blogger dalam beberapa acara;" saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Sebab, tak sedikit penulis menjadi "terkenal dan dikenal" publik gara-gara menulis dan menjadi bagian dari Kompasiana.
Hal yang sama, juga saya sampaikan ke Admin yang satu ini; lihat foto, Si Admin mendapat hukuman dari Marsekal Pur Chapy Hakim, memegang bakso panas. Tapi, karena ia segera ke pusat acara, maka yang kenyang adalah Opa Jappy. Emang hebat Opa Prayiton Ramelan dan Opa Chappy, korbannya Opa Jappy. Wrrrrrrrrrrrr .....
[caption id="attachment_377415" align="aligncenter" width="336" caption="koleksi pribadi"][/caption]
Setelah santap bakso gratis, diriku ditarik oleh Yoband untuk live streaming; 'ku harus menjawab pertanyaan penting, "Motivasi menulis Web, termasuk Kompasiana;" Jawabku tetap sama, "Bebas menyuarakan kebebasan;" sambil beri salam ke teman-teman Kompasianer, termasuk Eddy Messakh di Batam, tante Paku di Solo, Ganggawati dan Elde di Jerman, serta Blasius di Timor, dan lain-lain
Nah, jika yang dibawah ini, adalah para pengagum Opa Jappy, qkqkqkqkqkqkqk
Kepala Sekolah yang satu ini, kubawa ke beberapa teman, termasuk Pak Tjip, agar "wajib membantu usaha dana untuk SLB yang ia kelola." Eee pas, jumpa juragan lainnya, Si Ibu Kepsek udah pulang; katanya, mau ngurus suami; padahal ia bareng suami dan anak-anak. Setelah ia pulang, baru kuingat, ooooooo maksudnya, ngurus yang lain ..... ... qkqkqkqkq
Jika yang ini para Kompasianer, yang masic mencintai korban bakaran; jadi ya seperti inilah; harap jangan ditiru, karena meroko bukan sebagian dari iman.
Di bawah ini, adalah Wakil Presideng Penyair Indonesia; dan bapak - ibu Bambang dari Bandung; nama di Kompasiana, sengaja tak ditulis, karena menjaga kerhasiaan. Poko' eee Pak Bambang termasuk "rada-rada" jika menulis dan komentar. Kaga percaya!? Nanya aja sama orangnya tuh. [*P Bambang dilarang marah, jika marah, maka saya lempat laptop ini ke Bandung]
Jika ibu yang baju merah ini, salah satu penulis perempuan di Kompasiana, tinggal dari Surabaya. Orangnya mungil, kurang tinggi, lincah, dan suka ngamuk. Saya pernah nangkap pengakuannya di FB, suka ambil dompet Sang Sopir yang mengantarnya; mottonya adalah, "ordinary woman, but want to be an extraordinary mom." Ketika coba cicipi bawaan dari Surabaya, walaaaaaah pedesnya .
Kali diriku mempunyai catata kecil tentang Kompasianival
- Tahun 2011, hanya merasakan baunya, pada waktu repot banget
- Tahun 2012, di Gandaria City, bagus, menarik, dan ramai; namun interaksi rada kurang. Area acara juga terganggu sound sistem yang buruk, dan lumayan jauh dari jangkauan "Kompasianaer yang tak beruang"
- Tahun 2013, saya ingat catatan ini, Kompasianival 2013; sayangnya, area kemarin, area Kompasianival 2013 adalah paling cocok untuk kaum borjuis; acara untuk para blogger yang pada umumya, juga seperti saya, yang meniadakan batas-batas status sosial, jabatan, dan lain sebagianya, dan menyatu sebagai orang yang suka serta hobby menulis; menulis apa saja, sesuai dengan idea dan ilham yang mampir di pikiran. Dan ketika para Kompasianer berlaku sebagai blogger yang meniadakan batas-batas, justru Kompasiana membuat Kompasianival di area dan arena Borjuis. Di area yang seperti itu, memang ada nilai tambah sebagai iklan, bahwa Kompasiana itu hebat, luar biasa; juga para nara sumber yang datang.
- Tahun 2014, diadakan di area yang relatif mudah dijangkau; tempat bagus, sound bagsu, perserta acara juga baik; Jika gunakan skala A B C D, dan Gg (gagal), maka Kompasianival 2014, kuberi nila A+
Maunya nulis yang lain, tapi karena harus ke Bandara, maka cukup lah; besok nyambung.