Lihat ke Halaman Asli

Ovie

Wiraswasta

Cerpen | Jangan Menilai Perang dengan Sebuah Harga

Diperbarui: 11 Agustus 2017   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pribadi

~~~

Aku terperangah memandang matanya. Ah, jangan lagi... desahku dalam hati.

Namun tampaknya bersikap marah-marah, seakan sudah menjadi trade-mark buat mas Hendri.

"Makanan apa ini, Hen?" tanyanya dengan nada kesal.

"Rasanya sungguh aneh," tandasnya.

"Itu lele mangut," jawabku singkat.

Aku tertunduk sedih. Aku sudah memasak hidangan tersebut seharian penuh. 

Bahkan waktu belajarku berkurang karena harus memenuhi permintaannya itu.

Sebentar lagi, perang pecah. Seperti biasa. 

Ah, layaknya hari tak berjalan normal tanpa kemurkaannya.

Terdengar suara kursi berderit, tanda ia bangkit dari kursinya, dan hendak beranjak dari meja makan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline