Universitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA (UHAMKA) telah melaksanakan penandatanganan MOU dangan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia.
Implementasi dari kerjasama itu, dosen Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan (FIKES) ambil bagian mengadakan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam mengenalkan makanan dan minuman berisiko kesehatan kepada pekerja migran Indonesia dan keluarganya di Kepong, Kuala Lumpur
Simulasi makanan dan minuman tahap pertama disampaikan pada malam hari kepada 22 orang pekerja migran selepas mereka bekerja. Adapun kelompok makanan yang dikenalkan antara lain makanan manis, asin, berlemak/kolesterol/gorengan, dibakar, daging/ayam/ikan olahan dengan pengawet, bumbu penyedap, mie/makanan instan lainnya.
Sedangkan kelompok minuman antara lain minuman manis, ringan (soft drink)/ berkarbonasi, dan minuman energi.
Tahap kedua kegiatan dilanjutkan dengan menyampaikan materi yang sama kepada 19 orang anak-anak dari para pekerja migran di siang hari selepas belajar di Sanggar Bimbingan (SB) Kepong. SB Kepong merupakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang didirikan oleh PCIM Malaysia pada awal tahun 2022 dan diresmikan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur.
PKBM ini menjadi tempat belajar anak-anak dari pekerja migran yang tidak memiliki dokumen agar mereka mendapatkan kesempatan belajar dan bersekolah.
Kegiatan ini dilaksanakan tanggal 14 dan 15 Agustus 2022 oleh tim dosen yaitu Ony Linda dan Helda Khusun, serta mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional di Malaysia yaitu M. Rafli Ramadhan dan Fathin Syakirah.
Di kesempatan tersebut Wakil Majelis Pendidikan dan Olahraga PCIM Malaysia sekaligus juga Kepala Sekolah SB Kampong Bharu, Supardi Yoga Kaman, menyambut baik kegiatan ini dan berharap para pekerja dan anak-anaknya mendapatkan penambahan pemahaman tentang makanan dan minuman yang berisiko kesehatan sehingga mereka lebih selektif dalam memilih dan mengonsumsi makanan dan minuman.
Selama ini para pekerja sudah peduli dengan kehalalan makanan yang akan mereka konsumsi, ini tercermin ketika para pekerja tersebut menyatakan bahwa ketika membeli makanan atau minuman, kehalalan jadi pertimbangan utama, namun aspek thoyyib (makanan yang baik) belum menjadi perhatian.
Dengan kegiatan ini semoga menambah wawasan dan keilmuan pada masyarakat terhadap makanan dan minuman yang baik dan buruk untuk kesehatan sehingga ujungnya dapat mengurangi risiko sakit sekaligus memperbaiki kualitas hidup.