Lihat ke Halaman Asli

Ony Jamhari

TERVERIFIKASI

Keindahan Royal Azalea di Puncak Gunung Illimsan, Korea

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1368489576320924659

Menjelajahi Korea pada musim semi sanggatlah menyenangkan. Musim semi yang diawali pada bulan April dan berakhir pada bulan Juni sungguh sayang untuk dilewatkan. Pada musim ini Korea menjelma menjadi negeri seribu bunga. Diawali dengan mekarnya bunga Sakura “Cherry Blossom” pada minggu kedua dan ketiga bulan April, kemudian bunga Tulip pada akhir bulan April, disusul dengan bunga Canola pada awal Mei, dan pada minggu kedua bulan Mei kita dapat menikmati mekarnya bunga Royal Azalea.

Untuk menikmati mekarnya bunga-bunga ini, kita harus tahu kapan dan tempat yang paling baik untuk menikmatinya. Salah satu tempat untuk melihat keindahan Royal Azalea adalah di gunung Illimsan yang terletak di propinsi Jeollanam-do di wilayah barat daya Korea Selatan. Perlu waktu kurang lebih lima sampai enam jam perjalanan darat dari kota Seoul dengan bis atau kereta api untuk menuju ke gunung Illimsan.

[caption id="attachment_260962" align="aligncenter" width="614" caption="Bunga Royal Azalea"][/caption]

Pada hari minggu tanggal 12 Mei 2013 saya mendapatkan kesempatan untuk pergi ke gunung ini bersama dengan 470 rombongan backpaker dari Korea. Perjalanan ini diselenggarakan oleh KORAIL, Korea National Railroad: Perusahaan Kereta Api di Korea. KORAIL sangat aktif mengadakan kegiatan seperti ini. Tujuannya adalah mengenalkan tempat-tempat wisata Korea bagi masyarakat setempat dan asing. Melalui kegiatan ini mereka juga ingin mempromosikan kereta api sebagai moda transportasi untuk menjelajahi Korea.

Di Korea sendiri, banyak sekali komunitas atau organisasi yang mengadakan perjalanan seperti ini. Jika kita dapat berbahasa Korea, maka akan mudah bagi kita untuk bergabung dengan komunitas lokal. Namun demikian jika kita tidak berbahasa Korea kita juga dapat bergabung dengan komunitas orang asing yang ada di setiap kota besar di Korea. Pada akhir minggu umumnya komunitas ini mengadakan acara perjalanan seperti ini. Biayanya relatif terjangkau. Selain itu yang paling penting adalah kita dapat bertemu dengan teman baru dan menambah wawasan kita tentang Korea.

[caption id="attachment_260963" align="aligncenter" width="589" caption="Kereta Api KORAIL yang Membawa Kami ke Boseong"]

13684896511774197614

[/caption]

Perjalanan ke Boseong

Tepat jam 07:30 pagi, semua peserta yang berjumlah 470 orang sudah berkumpul di stasiun Daejeon, Korea, satu jam perjalanan dari kota Seoul. Kami dibagi ke dalam sepuluh kelompok yang berbeda. Daejeon sendiri adalah pusat industri kereta api di Korea. Kantor pusat KORAIL berada di kota ini. Panitia membagikan tiket kereta beserta jadwal perjalanan. Untuk mengikuti wisata ini, kami harus membayar KRW 64,000 atau sekitar Rp. 640,000. Harga tersebut sudah termasuk tiket pulang pergi kereta api, shuttle bus, makan siang, dan malam. Sesudah itu kereta berangkat ke kota Boseong, empat jam perjalanan dari Daejeon.

Pagi hari tersebut begitu indah. Udara begitu segar dan suhu udara sangat hangat. Di dalam perjalanan saya berkenalan dengan beberapa orang dan semuanya orang Korea. Mereka kebanyakan datang bersama keluarga dan teman mereka. Sama dengan saya, mereka juga tidak ingin melewatkan keindahan musim semi di Korea. Bagi orang Korea musim semi juga identik dengan berjalan-jalan dengan keluarga. Sebelum kereta sampai di stasiun Boseong, panitia membagikan kimbab sebagai makan siang peserta.

[caption id="attachment_260965" align="aligncenter" width="553" caption="Stasiun Kereta Api Boseong"]

13684897391041951935

[/caption]

Tepat pukul 12:00 siang kereta sampai di stasiun Boseong. Kota Boseong sendiri sangat terkenal di Korea sebagai kota penghasil teh terbesar di negeri ini. Minggu depan di kota ini akan diadakan Boseong Tea Festival yang tentunya juga akan menyedot banyak wisatawan untuk  pergi ke tempat ini. Dari kota ini sudah ada bis yang akan membawa peserta ke gunung Illimsan, yang terletak 30 menit dari stasiun Boseong.

Mendaki Gunung Illimsan

Gunung Illimsan sebenarnya tidaklah terlalu tinggi. Tingginya sekitar 700 meter. Ketika kami sampai di sana sudah banyak sekali pendaki baik yang siap untuk naik ke gunung maupun yang kembali dari mendaki. Sebelum naik gunung kepala rombongan kami Ji Sup Lee menjelaskan beberapa hal penting seperti rute perjalanan, tidak boleh membuang sampah sembarangan, menyalakan api, dan terus  memperhatikan tanda-tanda perjalanan.

Ji Sup Lee adalah salah seorang mahasiswa Korea yang ternyata sudah pernah pergi ke Indonesia tahun lalu. Ketika itu, dia menjadi tim suka relawan di Sukabumi. Lee menjelaskan Lewat kegiatan ini dia lebih banyak mengetahui tempat-tempat baru di Korea. Saya sempat memperhatikan bahwa saat ini banyak generasi muda di Korea yang memilih untuk pergi ke luar negeri dari pada menjelajahi Korea sendiri. Dalam rombongan kami kebanyakan peserta juga adalah orang-orang berumur di atas empat puluh tahun.

[caption id="attachment_260966" align="aligncenter" width="614" caption="Para Pendaki Menuju Puncak Gunung Illimsan"]

13684898331445994318

[/caption]

Tepat jam 01:00 siang kami semua siap mendaki. Perlu waktu sekitar 1.5 jam sampai 2 jam untuk mencapai puncak Illimsan yang berjarak kurang lebih enam kilometer dari tempat kami mulai mendaki. Di bagian bawah gunung Illimsan, kami dapat menjumpai pohon pinus yang sangat rindang. Beberapa orang yang sudah turun dari mendaki beristirahat dan menikmati makan siang mereka. Beberapa juga terlihat asyik mengambil gambar dan berdiskusi bersama.

Perjalanan ke puncak Illimsan ternyata tidak begitu mudah, terutama setengah jam menuju ke puncak. Tanjakan sangat curam sekitar sembilan puluh derajat. Saya sempatkan beristirahat beberapa saat di beberapa tempat peristirahat. Yang menarik adalah ada seseorang yang menjual es krim di sana. Sambil menikmati es krim dan mengobrol dengan peserta lain, saya mengamati para pendaki baik yang mulai naik atau sudah turun. Warna-warna pakaian para pendaki juga sangat menarik perhatian saya. Umumnya mereka memilih warna yang menyala seperti merah, kuning, dan hijau.

[caption id="attachment_260967" align="aligncenter" width="553" caption="Pendaki di sela-sela Royal Azalea"]

1368489905635697300

[/caption] Akhirnya tepat jam 14:30 siang kami sampai di puncak Illimsan. Kami semua merasa bahagia dapat berada di puncak tersebut. Di sekeliling kami, hamparan Royal Azalea yang berwarna merah muda terbentang dengan indahnya. Di kejauhan kami dapat melihat para pendaki yang masih berjalan menuju puncak Illimsan dan beberapa puncak lain di gunung tersebut. Walaupun udara sangat panas dan keringat bercucuran, semilir angin yang berhembus membuat udara menjadi segar. Puas menikmati keindahan puncak Illimsan kami semua siap kembali turun ke bawah. [caption id="attachment_260978" align="aligncenter" width="598" caption="Pemandangan dari Puncak Gunung Illimsan "]

13684904652124007148

[/caption]

Perjalanan turun ke bawah ternyata lebih cepat. Kurang lebih satu jam kami sudah sampai di hutan pohon pinus lagi. Di sekitar pohon pinus kami juga dapat menikmati indahnya sungai kecil dengan air yang mengalir dari puncak gunung Illimsan. Banyak dari peserta rombongan yang membersihkan diri baik itu membasuh muka atau tangan dan kaki. Rasa segar dapat kami rasakan sesudah itu. Setelah itu kami semua menuju ke bis untuk melanjutkan perjalanan ke pasar tradisional Boseong.

[caption id="attachment_260974" align="aligncenter" width="614" caption="Beristirahat setelah Mendaki"]

1368490296931444936

[/caption] Pasar Tradisonal Boseong

Kurang lebih satu jam kami berkeliling di pasar tradisional ini. Umumnya para peserta membeli oleh-oleh teh hijau, buah-buahan, dan tanaman. Saya sendiri menyempatkan untuk berkunjung ke sebuah kafe yang menjual teh. Badan yang sedikit lelah karena perjalanan yang panjang berangsung-angsur menjadi segar kembali setelah minum teh hijau. Sesudah itu, saya membeli beberapa permen yang terbuat dari teh hijau.

Pada hari tersebut, kami sangat beruntung karena ada pertunjukan kesenian tradisional Korea di pasar tersebut. Bagi para peserta yang tidak berbelanja mereka dapat menikmati permainan musik dan tarian tradisional yang dimainkan oleh beberapa kelompok budaya di kota tersebut.

[caption id="attachment_260971" align="aligncenter" width="553" caption="Kesenian Tradisional Geomongo "]

1368490132965490049

[/caption]

Pelayanan Istimewa dari KORAIL

Akhirnya tepat jam 06:10 menit sore semua peserta sudah berkumpul di stasiun Boseong dan siap kembali ke Daejeon. Di dalam kereta, panitia memberikan makan malam kepada kami. Kurang lebih pukul 08:00 malam langit berangsur-angsur menjadi gelap. Hampir sebagian besar dari peserta tertidur karena kelelahan.

Pada jam 09:00 malam petugas kereta api mengumumkan bahwa setiap peserta akan mendapatkan sebuah kenang-kenangan dari pihak panitia. Saya berpikir bahwa hadiah itu adalah hadiah yang bisa dibawa pulang. Tetapi perkiraan saya berbeda. Panitia membagikan lilin kecil kepada semua peserta. Lilin itu ternyata bukan sekedar lilin tetapi juga berfungsi sebagai aromaterapi. Petugas menyalakan lilin dan meminta kami semua untuk mencium bau aromaterapi  yang keluar dari lilin tersebut.

[caption id="attachment_260972" align="aligncenter" width="614" caption="Suasana di dalam Gerbong Kereta Api "]

13684902091494382620

[/caption] Saya berpikir setelah itu acara sudah selesai. Ternyata petugas tiba-tiba mematikan lampu di dalam kereta sehingga menjadi gelap. Hanya lilin-lilin saja yang menyala dan menerangi gerbong kereta tersebut. Suasana tiba-tiba menjadi syahdu dan romantis. Setelah itu panitia meminta kami untuk mengabadikan suasana ini dan menyanyikan lagu yang sudah diputar oleh panitia. Lagu bernuansa cinta tersebut membuat suasana menjadi tambah romantis. Beberapa pasangan yang ada di depan saya mengucapkan ‘Sarangheyo’ yang berarti saya cinta kamu.

Tepat jam 11 malam, kereta api sudah sampai ke stasiun Daejeon. Perjalanan panjang sekitar enam belas jam berakhir sudah. Pengalaman bersama dengan para backpacker Korea ini menjadi pengalaman yang sangat mengesankan selama saya tinggal di Korea. Pelayanan yang diberikan oleh KORAIL sangat luar biasa. Mudah-mudahan hal seperti ini bisa juga dicontoh oleh PT KAI dengan memanfaatkan kereta api untuk mengenalkan Indonesia kepada para wisatawan.

Woosong Gwan#320, Musim Semi di Korea 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline