Lihat ke Halaman Asli

Ony Jamhari

TERVERIFIKASI

Infrastruktur yang Menawan di Korea Selatan

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13571020656245450

[caption id="attachment_232969" align="aligncenter" width="483" caption="Ilustrasi/Ony Jamhari "][/caption] Bagi Anda yang tinggal di Indonesia khususnya di Jakarta macet seakan menjadi hal yang lumrah dan bahkan menjadi bagian hidup sehari-hari. Jarak dari kantor yang hanya 10 km dari rumah bisa ditempuh dalam jangka waktu sekitar satu jam atau bahkan lebih. Belum lagi jika banjir dan ada pekerjaan gorong-gorong. Semua orang kemudian mencari kambing hitam dan menyalahkan pemerintah dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum, Transportasi dan Tata Kota yang sepertinya tidak pernah merencanakan segala sesuatu dengan baik, selain tentunya anggota DPR yang sudah menghabiskan milyaran rupiah untuk melakukan studi banding tetapi tidak berhasil membuat perubahan.

Mari kita menengok cerita di bawah ini.

Suasana pagi begitu cerah ketika saya menginjakkan kaki di bandara Incheon, Korea Selatan. Penerbangan panjang antara Jakarta dan Incheon selama 6.5 jam berlangsung begitu cepat. Bandara yang terletak di luar kota dan berjarak 50 km dari kota Seoul begitu indah, bersih, dan modern. Tidaklah berlebihan jika bandara ini secara tujuh (7) kali berturut-turut menyabet penghargaan sebagai bandara internasional terbaik di dunia oleh Airports Council International.

Keluar dari bandara saya langsung menuju tempat pembelian tiket bus. Tujuan saya kali ini adalah kota Daejeon, sebuah kota yang terletak sekitar 250 km dari bandara Incheon. Harga tiket bus adalah KRW 22,000 atau sekitar USD 22. Jam keberangkatan adalah 10:00 pagi. 10 menit sebelumnya bus sudah siap di tempat pemberhentian. Tepat jam 10:00 bus berangkat ke Daejeon. Sebelum berangkat supir bus meminta penumpang untuk memakai sabuk pengaman. Pelajaran pertama yang saya dapat hari ini: KEAMANAN DAN KETEPATAN WAKTU.

Bus besar ini hanya berisikan sekitar 30 tempat duduk. Bus kemudian mulai melaju ke arah Daejeon menuju ke luar kota melalui jalur tol. Bus dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam melaju dengan mulus sekali. Yang sangat spesial bus mempunyai lajur sendiri sehingga hal ini tidak mengakibatkan  kemacetan. Jika mereka harus antri mereka akan melakukannya dengan tertib. Pelajaran kedua yang saya dapat hari ini: LAJUR SENDIRI DAN ANTRI DENGAN TERTIB.

Jalan tol ini terbagi dalam beberapa jalur dan begitu bagus sampai-sampai saya tidak merasakan goncangan dan getaran ketika bus melaju dengan cepat. Saya yakin hal ini tidak saja karena bus yang bagus tetapi karena kondisi jalan yang bagus. Pelajaran ketiga yang saya dapat hari ini: INFRASTRUKTUR YANG BAIK.

Sesudah berjalan sekitar kurang lebih sekitar dua jam bis berhenti di rest area selama 10 menit. Saya luangkan waktu untuk keluar dan mengamati keadaan sekitar. Banyak toko yang menjual makanan dan minuman. Kemudian saya pergi ke toilet. Toilet sangat bersih. Pelajaran keempat yang saya dapat hari ini: KEBERSIHAN.

Sesudah itu, saya kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan ke Daejeon. Sampai di terminal saya kemudian mencari taksi yang berada di depan untuk kembali ke kampus saya Universitas Woosong yang berjarak kurang lebih 15 menit. Pelajaran terakhir yang saya dapat hari ini: FEEDER ATAU KONEKSI YANG BAIK.

Perjalanan panjang Incheon Daejeon yang berjarak sekitar 250 km tersebut dapat ditempuh sekitar 3 jam dengan aman, nyaman, dan menyenangkan. Dari cerita di atas kita dapat melihat sebuah contoh rangkaian bagaimana sebuah sistem berjalan dengan baik di Korea Selatan. Saya yakin ke depannya Indonesia dapat juga membuat sistem semua ini. Semuanya bergantung kepada semua orang apakah mau untuk berubah atau tidak.

Mari Kita Bangun Indonesia Lebih Baik

Woosong #320, 2 Januari 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline