YEOSU WORLDEXPO 2012: The Living Ocean and Coast: Diversity of Resources and Sustainable Activities.
CNN memilih Yeosu sebagai salah satu tempat untuk dikunjungi pada tahun 2012 dan Lonely Planet sebuah global travel guidebook juga menobatkan Yeosu Expo sebagai satu dari 10 tempat penting untuk dikunjungi pada tahun 2012.
Dalam dua bulan terakhir tepatnya antara bulan Juni sampai Juli 2012, saya merasa sangat beruntung karena mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke beberapa perusahaan besar di Korea Selatan seperti Hyundai Heavy Industry, Hyundai Motor, POSCO, SK TELECOM, Samsung d’light, KT&G yang memproduksi Gingseng serta Hangkook Tire. Sebagai warga negara asing yang sudah tinggal selama kurang lebih tiga setengah tahun di Korea Selatan, saya dapat melihat dan merasakan langsung bahwa negara gingseng ini berkembang secara pesat khususnya dalam bidang informasi dan teknologi melalui inovasi yang dilakukannya. Walaupun ini bukan pertama kalinya saya berkunjung ke perusahaan-perusahaan tersebut, saya selalu merasa ada sesuatu hal baru yang saya pelajari dari kunjungan-kunjungan sebelumnya khususnya bagaimana mereka memanfaatkan informasi dan teknologi untuk melakukan inovasi secara terus-menerus sehingga mereka dapat bersaing dengan perusahaan lain di dunia.
Kesan begitu mendalam selalu saya rasakan ketika berkunjung ke POSCO, salah satu perusahan baja terbesar di dunia. Mereka sudah memanfaatkan informasi dan teknologi di semua bidang bisnisnya. Hasil yang didapatkan adalah efektifitas dan produktifitas yang terus meningkat di perusahaan tersebut. Memasuki pintu gerbang perusahaan tersebut hati saya tersentuh dengan tulisan “Resources are Limited but Creativity is Unlimited”. Semboyan ini maknanya begitu dalam dan seharusnya direnungkan oleh banyak pihak di Indonesia. Beberapa mahasiswa dan dosen dari Indonesia yang berada dalam rombongan saya mengatakan bahwa itu kebalikan dengan yang terjadi di tanah air “Resources are Unlimited but Creativity is Limited”. Tanpa mengecilkan kemampuan bangsa Indonesia sudah sepatutnya bangsa kita belajar dari negara yang selisih kemerdekaannya hanya terpaut dua hari dengan Indonesia.
[caption id="attachment_207664" align="aligncenter" width="538" caption="Kota Pelabuhan Yeosu "][/caption]
Jujur saja, saya sering merasa “iri” dengan Korea Selatan. Negara berpenduduk 50 juta orang yang tidak punya banyak sumber alam dapat menjadi negara yang mampu bersaing dengan negara maju di belahan dunia. Kerja keras, semangat pantang menyerah dan juga kejujuran masyarakatnya dapat kita rasakan ketika berkunjung ke Korea. Terlebih lagi jika kita dapat berinteraksi langsung dengan penduduk di negara ini. Anda bisa bertanya berapa jam waktu yang mereka gunakan untuk bekerja setiap hari? Anda juga bisa bertanya kepada mahasiswa Indonesia berapa waktu yang mereka habiskan untuk belajar dan bekerja di laboratorium kampus di Korea? Serta bagaimana pengalaman mereka jika telepon gengam hilang di Korea?
Akhir dari kunjungan saya khususnya dalam musim panas kali ini adalah mengunjungi Yeosu sebuah kota pelabuhan kecil di sebelah selatan Korea yang menjadi tuan rumah penyelenggara Worldexpo 2012. Sebelumnya Korea sempat menjadi penyelenggara Worldexpo pada tahun 1993 tepatnya di kota Daejeon, kota dimana saya tinggal saat ini.
Yeosu, Kota Pelabuhan Kecil yang Mendunia
Pada tanggal 12 Mei sampai 12 Agustus 2012, banyak masyarakat Korea dan dunia internasional yang berkunjung ke kota Yeosu. Kota pelabuhan yang terletak di propinsi Jeolla selatan, paling selatan Korea itu menjadi ajang tuan rumah Worldexpo 2012. Perhelatan akbar dengan tema The Living Ocean and Coast: Diversity of Resources and Sustainable Activitiesseakan menjadi magnet tersendiri bagi industri pariwisata di Korea Selatan tahun ini. Jika Anda keluar dari pintu gerbang bandara Incheon, Anda dapat menjumpai spanduk besar dengan tulisan Expo 2012 Yeosu “The top places to visit in 2012” versi cnngo. Hal ini menjadikan orang semakin penasaran pergi ke sana.
Untuk menuju ke kota Yeosu tidaklah sulit. Jika kalian berpergian ke Korea Selatan pertama kali, sangat disarankan untuk mengunakan transportasi umum baik itu bis, kereta api, maupun pesawat. Sistem transportasi yang modern, aman, dan menghubungkan hampir sebagian besar kota-kota di Korea membuat wisatawan sangat nyaman untuk berpergian di Korea. Perlu waktu sekitar empat setengah jam dari kota Seoul ke kota Yeosu naik KTX, kereta tercepat Korea atau enam jam naik bis. Harga tiketnya sekitar KRW 46,300 (Rp.400,000 sekali jalan). Andapun dapat membeli tiket terusan kereta api dan tiket masuk Yeosu. Harga tiket tentunya akan menjadi lebih murah. Seorang teman Korea yang sebelumnya sudah pergi ke Yeosu menyarankan kami untuk pergi ke kota ini pada hari kerja karena akan ramai sekali pada akhir minggu. Saya sendiri memilih naik kereta api dan pergi pada hari kerja.
[caption id="attachment_207666" align="aligncenter" width="470" caption="KTX, Kereta Tercepat di Korea "]
[/caption]
Perlu waktu kurang lebih dua setengah jam untuk sampai ke Yeosu dari kota Daejeon. Setelah keluar dari stasiun kami langsung menuju ke pintu masuk Expo yang terletak di depan pintu masuk stasiun. Tujuan pertama saya adalah pusat informasi untuk mendapatkan peta Yeosu. Harus saya akui bahwa Yeosu Worldexpo sangatlah besar dan perlu waktu lebih dari satu hari untuk berkunjung ke semua pavilion di sana. Dalam Worldexpo ini para pengunjung dapat menikmati berbagai macam pavilion kelas dunia seperti Pavilions for Reservation, Participants’ Pavilions, International Pavilions, dan Thematic/Experience Facilities. Semua Pavilion bagi saya dan rombongan sangat menarik dan wajib dikunjungi. Namun demikian karena keterbatas waktu kami harus memilih dan menentukan pavilion mana yang akan kami kunjungi. Lewat berbagai informasi dari berbagai pihak serta webstite kami tertarik mengunjungi Participants’ Pavilions dan juga International Pavillions.
Ada berbagai hal yang dapat dilihat di Participants’ Pavilions. Hal yang menarik adalah mengunjugi tujuh pavilion perusahaan besar Korea: Samsung, LG, SK Telecom, Hyundai Motor, Lotte, GS, dan POSCO. Pilihan saya jatuh kepada Samsung dan LG. Perlu waktu kira-kira satu setengah jam untuk mengantri masuk ke kedua pavilion ini. Bangunan Samsung pavilion sangat menarik perhatian saya di tengah-tengah pavilion yang lain. Dengan mengambil tema "Living Creatively, Imagining Together” para pengunjung diajak untuk melihat berbagai pertujukan seperti tarian, gambar, dan juga sinar lampu di tempat ini. Lewat pertunjukan ini pihak Samsung mendorong semua pihak untuk terus bekerja sama untuk mengatasi berbagai tantangan ke depan yang diakibatkan oleh polusi lingkungan dan mengunakan apa yang ada di laut untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hal ini. Mereka mengarisbawahi bahwa ada hubungan yang sangat penting antara manusia dan alam. Saya sendiri sangat berkesan dengan kunjungan di tempat ini. Saya kemudian menengok kembali catatan kunjungan saya di Samsung beberapa minggu sebelum mengunjungi Yeosu. Taqline yang mereka gunakan Inspire the World Create the Future seakan tergambar dan dapat saya rasakan ketika berkunjung ke Pavilion Samsung.
[caption id="attachment_207667" align="aligncenter" width="538" caption="Samsung Paviliun "]
[/caption]
Selesai berkunjung ke Samsung Pavilion, saya melanjutkan kunjungan saya ke LG Pavilion. Dengan mengambil tema Life is Green pihak LG mengajak pengunjung lebih memahami LG sebagai perusahaan yang ramah lingkungan dan juga pentingnya Green Technology dalam mengembangkan produk-produknya. Pavilion lain yang tidak kalah menarik adalah United Nation (UN) Pavilion. Foto Bang Ki-moon, seketaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terpampang di pintu masuk exhibition hall. Memasuki pavilion, para pengunjung diajak untuk melihat usaha dan peran aktif apa yang sudah dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui berbagai organisasi yang bernaung didalamnya dalam membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di seluruh dunia.
Poster-poster berbagai kegiatan, film, beberapa kuliah langsung yang berkaitan dengan pengembangan internasional dapat dinikmati di pavilion ini. Para pengunjung diminta untuk berpikir dan terlibat langsung dalam usaha penyelamatan dunia dari berbagai macam persoalan khususnya yang berkaitan dengan bidang kelautan dan lingkungan hidup. Beberapa permainan menarik juga disediakan oleh berbagai lembaga PBB kepada para pengunjung sehingga mereka dapat mengetahui lebih dalam mengenai organisasi-organisasi tersebut.
Wonderful Indonesia di Yeosu
Sesudah mengunjungi ketiga pavilion tersebut saya berkunjung ke pavilion international dimana lebih dari 50 negara ikut berpartisipasi didalamnya. Tujuan pertama tentunya adalah pavilion Indonesia. Pavilion yang terletak dilantai dua ini berdiri megah di depan pavilion Australia dan negara-negara Asia Tenggara yang lain. “Wonderful Indonesia” tema pavilion ini. Perlu waktu kurang lebih 30 menit mengantri untuk masuk ke pavilion ini. Nuansa laut dapat saya rasakan begitu memasuki pavilion ini. Ada berbagai macam aksesori laut seperti ikan dan pasir putih di depan pintu masuk. Sesudah itu para penonton dapat melihat film mengenai Indonesia yang telah dipersiapkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
[caption id="attachment_207668" align="aligncenter" width="470" caption="Wonderful Indonesia Paviliun"]
[/caption]
Video berdurasi kurang lebih delapan menit tersebut mengambarkan kekayaan laut Indonesia dan memperlihatkan Indonesia sebagai negara maritim yang terbesar di dunia. Ada rasa bangga ketika mendengar beberapa komentar warga negara asing mengenai Indonesia sesudah menyaksikan video ini. Indonesia benar-benar wonderful. Kesan mendalam juga dirasakan beberapa orang dari Indonesia di rombongan saya. Umumnya mereka berkomentar kalau melihat semua ini kita akan semakin sadar begitu kayanya negara Indonesia. Selain dapat melihat video para pengunjung juga dapat membeli cinderamata khas Indonesia dan juga makanan Indonesia. Namun demikian sepertinya kebanyakan pengunjung menanyakan tentang Komodo, sebagai salah satu hewan langka di dunia.
Kunjungan ke Yeosu tidak akan berkesan jika kita tidak berkunjung ke pavilion negara lain. Salah satu cinderamata yang wajib dibeli adalah paspor Yeosu dimana pengunjung dapat meminta cap visa sesudah berkunjung ke pavilion-pavilion tersebut. Dalam kesempatan ini saya berkunjung ke lebih dari 30 pavilion negara-negara di dunia. Banyak negara-negara yang asing bagi saya khususnya yang terletak di kepulauan pasifik dan juga benua Afrika. Hampir sebagian besar negara-negara tersebut mengenalkan negaranya melalui tempat pariwisata, kesenian, dan juga makanannya.
Hal yang menarik dari semua pavilion tersebut adalah bagaimana mereka mendesign pavilionnya sesuai dengan tema Worldexpo kali ini. Banyak konsep menarik yang mereka perlihatkan seperti konsep rumah dalam laut, bagaimana memanfaatkan hasil laut secara maksimal untuk kepentingan manusia, dan sebagainya. Saya pribadi melihat Worldexpo ini sebagai kegiatan wisata kelas dunia. Tidak hanya peserta yang berasal dari berbagai macam belahan dunia tetapi kami semua dapat melihat langsung inovasi dalam berbagai bidang di expo ini. Jadi tidaklah mengherankan jika CNNGO dan Lonely Planet menobatkan Yeosu sebagai tempat yang wajib dikunjungi pada tahun 2012.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H