Lihat ke Halaman Asli

Ony Jamhari

TERVERIFIKASI

Duka Masyarakat Korea Selatan Akibat Tenggelamnya Kapal Ferry di Pantai Selatan Pulau Jindo

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini sebelum sholat Jumat, seorang petugas pegawai pemerintah Korea datang ke Musholla An-Noor yang berlokasi di kota Daejeon, Korea Selatan. Wajahnya nampak begitu sedih. Beliau menyampaikan berita mengenai tenggelamnya kapal ferry yang mengangkut sekitar 475 penumpang dari Incheon menuju pulau Jeju, Korea Selatan. Kapal ini tenggelam di pantai selatan di daerah pulau Jindo, Provinsi Jeolla Selatan pada hari Rabu, 16 April 2014.

Beliau meminta kepada semua jamaah untuk ikut berdoa untuk para korban tenggelamnya kapal tersebut. Sampai hari ini, diberitakan bahwa sudah ada 25 orang yang dilaporkan meninggal dan 270 lainnya yang belum temukan. Musibah ini menjadi salah satu musibah terbesar dalam kecelakaan transportasi laut di negeri ginseng. Berita tenggelamnya kapal ini menjadi headline dihampir sebagian besar koran, internet, maupun, TV di Korea dalam minggu ini.

Rasa duka mendalam sangat dirasakan sebagian besar masyarakat Korea tidak hanya para korban. Banyak sekali masyarakat yang mendiskusikan masalah ini baik di lingkungan kerja maupun sekolah. Hari ini ketika makan siang, saya bertemu dengan Ibu Korea dan beliau berharap bahwa akan terjadi keajaiban dalam tragedi ini. Selain itu beberapa kegiatan baik musik maupun pertunjukan juga ditunda atau dibatalkan untuk menghormati para korban.

Salah satu budaya di negeri ini yang harus dicontoh adalah kuatnya persaudaraan antar sesama masyarakat Korea. Saya masih ingat ketika pada tahun 2009, mantan Presiden Korea Selatan, Roh Moo-Hyun mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri hampir sebagian kegiatan juga ditunda atau ditiadakan. Semangat kebersamaan ini tidak hanya dapat kita rasakan ketika mereka terkena musibah tetapi juga ketika mereka sedang membela negaranya.

Jika Anda punya kesempatan, lihatlah bangsa ini ketika melihat pertandingan olahraga langsung seperti dalam ajang piala dunia. Mereka saling bahu-membahu memberi dukungan semangat kepada para pemain. Jika mereka menang, cuplikan kemenangan tersebut akan diputar berkali-kali dalam sehari di stasiun TV nasional. Mereka mengobarkan semangat kebersamaan secara langsung melalui berbagai media.

Saat ini para petugas sudah dikerahkan dan masih bekerja keras untuk membantu proses penyelamatan para korban dalam kejadian ini. Kita semua berharap bahwa para korban dapat ditemukan segera dan dapat berkumpul dengan keluarganya.

(Daejeon, 18 April, 2014, FB  Travel with Ony Jamhari).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline