Rasa gembira dan haru langsung terpancar di wajah ketiga mahasiswa jurusan Culinary Arts, Tata Boga, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua, Bali begitu pembawa acara mengumumkan Tim Indonesia sebagai pemenang pertama lomba Taste of Asia Junior Chef Competition yang berlangsung di Sol International Culinary Arts Schools (SICA), Universitas Woosong, Daejeon, Korea Selatan.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Shinta Devi, Cassandra Mellin, dan Leonardo Korbafo. Lomba yang berlangsung pada tanggal 12 September ini diikuti oleh 12 Tim dari empat (4) negara yaitu Korea Selatan, Taiwan, China, dan Indonesia. Lomba ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam memperingati Enam Puluh (60) tahun Woosong Educational Foundation.
Menurut Shinta Devi mereka perlu berlatih selama dua minggu intensif untuk menyiapkan perlombaan ini. Bagi mereka ini adalah kesempatan pertama mengikuti lomba memasak internasional. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa mereka dapat terpilih mengikuti kejuaraan ini. Lebih-lebih mereka juga tidak pernah mengira bahwa mereka dapat memenangkan pertandingan ini.
Semua peserta sangat bangga dapat mengenalkan dan membawa nama Indonesia ke dunia internasional. Terlebih lagi mereka dapat berinteraski dengan seluruh mahasiswa Culinary Arts dari berbagai negara dan melihat langsung proses belajar mengajar di jurusan Culinary Arts, Universitas Woosong yang saat ini menjadi jurusan Culinary Arts terbaik di seluruh Korea Selatan.
Dalam kejuaraan ini tim Indonesia memasak Ikan Pelalah Gulung sebagai menu utamanya dan semur kentang danglazed vegetable sebagai hidangan tambahan. Selama kurang lebih dua jam mereka harus memasak, menyajikan, dan mempresentasikan makanan tersebut di hadapan dewan juri yang berasal dari Singapura, Australia, Korea, dan Islandia.
Salah satu juri kehormatan dalam acara ini adalah Chef Gissur Gudmundsson, President, World Association of Chefs Societies (WACS). Selain menjadi Juri Chef Gudmundsson juga memberikan kuliah umum mengenai bidang Culinary Arts. Semua peserta dari Indonesia berharap bahwa industry Culinary Arts bisa menjadi dikenal tidak saja di Indonesia tetapi di seluruh dunia.
Di Korea Selatan saat ini belum ada “restauran” Indonesia yang benar-benar mempresentasikan makanan Indonesia. Ada banyak warung Indonesia tetapi umumnya mereka hanya menyajikan makanan Indonesia ala kadarnya. Indonesia masih kalah jauh dengan Thailand dan Vietnam dalam menglobalkan masakan Indonesia.
Selain mendapatkan piagam penghargaan ketiga peserta juga berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar KRW 600,000. Hadiah diserahkan langsung oleh Dr. John. E. Endicott, President, Universitas Woosong, Daejeon, Korea. Dalam sambutannya Dr. Endicott berpesan kepada seluruh peserta untuk terus belajar dan bekerja keras. Lewat kegiatan ini Dr. Endicott yakin bahwa akan banyak orang yang lebih tahu makanan dari berbagai negara.
(Daejeon, 20 September 2014: Blog: Travel with Ony Jamhari)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H