Lihat ke Halaman Asli

Syahrani New

Writeprener

Pemimpin Murni Bermoralitas Tanpa Batas

Diperbarui: 23 Desember 2019   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kepemimpinan Unggul Religius terletak pada  kerja keras yang berbasis pada Nilai-nilai keislaman bukan pada keturunan, mulia itu bukan karena nasab tapi taqwa (lihat QS.Hujurat: 13) keberhasilan kinerja bukan karena pencitraan massif tapi kerja keras yang maksimal sejak awal.

Mungkin ada yang menyangka bahwa yang paling mulia adalah yang kaya harta, dari golongan konglomerat, yang cantik rupawan, yang punya jabatan tinggi, berasal dari keturunan Arab atau bangsawan.

Orientasi kerja yang punya nilai keberhasilan itu seyogyanya berbasis perencanaan matang agar hasilnya juga maksimal.  jika Masyarakat bukan dijadikan Inspirasi untuk bekerja berarti orientasi kerjanya adalah keuntungan, sehingga masyarakat hanya di jadikan alat, kalau tidak mau disebut Kacung.  

Di dalam al-Qur'an, Allah SWT berfirman tentang Nabi Muhammad (SAW):

_Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam._ (QS. al-Anbiya :107)

Saya ingin mengajak pembaca khususnya umat Islam yang meyakini Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir untuk menjadikan sosoknya sebagai inspirasi dalam menjalankan aktifitas apapun dan berprofesi sebagai apapun. Kendatipun kita tidak pernah berjumpa dengannya. Karena kita mengaku sebagai umatnya maka wajar menjadikannya sebagai tokoh inspiratif pertama di muka bumi ini.

Nabi Muhammad (SAW) memang merupakan simbol belas kasih dan pengampunan seutuhnya. Jika ada yang berbuat salah kepadanya, ia akan memaafkan mereka dan tidak merasa dendam. Pernahkah anda mendengar cerita ketika Nabi Muhammad rumahnya setiap hari ditaruhi kotoran onta oleh orang yang Nabi pun tidak kenal orangnya dan Nabi bersedia membersihkannya setiap hari.  Hingga tiba suatu ketika Kotoran itu tidak ada lagi di depan pintu rumahnya, kemudian Nabi bertanya kepada Sahabat dan Nabi pun diberi tahu oleh kalau seseorang yang sering menaruh kotoran onta itu sedang sakit, seketika Nabi minta ditunjukkan rumahnya dan ingin segera menjenguknya, betapa mulia dan agungnya perangai Nabi Muhammad ini.

Kepemimpinan adalah tentang belas kasih. Kepemimpinan juga merupakan kemampuan untuk memahami, terhubung dan terkoneksi dengan orang-orang yang dipimpinnya, untuk menginspirasi dan memberdayakan kehidupan Masyarakat.

Dari cerita di atas, tidak sedikit pun Nabi berusaha menghabisi, membenci, apalagi mengutus preman, bahkan dengan perangainya yang penuh belas kasih itu orang tersebut masuk Islam.

Pemimpin Penuh Belas Kasih itu terbentuk sejak awal, Ia murni tanpa polesan bukan yang suka "mendadak" muncul kepermukaan, penuh pencitraan & kebohongan. Karena pemimpin yang murni jika melakukan Kebaikan, yang dilakukan dilihat ataupun tidak tak penting baginya.

Nabi memberikan Inspirasi (baca: Teladan) kepada umatnya dari segala aktivitas Kehidupannya, agama yang di ajarkannya adalah agama moralitas tanpa batas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline