Lihat ke Halaman Asli

Ony Edyawaty

pembaca apa saja

Kelana Rasa Sambal, dari Pantura sampai Gunungtua

Diperbarui: 5 Juli 2021   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : dokumentasi pribadi

Sambal dan budaya makan Indonesia itu sudah melekat kuat seperti Mesir dan Sungai Nil.  Tidak ada yang bisa menandingi kreasi orang Indonesia kalau sudah menyangkut hal yang satu ini. Sambal itu seperti tanda tangan.  Beda daerah, beda jenisnya.  Beda tangan, beda rasanya.  Boleh jadi, negara kita adalah negara dengan populasi jenis sambal terbesar di dunia.

Pelengkap makan dengan bahan utama cabe merah dan cabe rawit ini sungguh mampu mempengaruhi gejolak perdagangan komoditas bahan pangan.  Setiap menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya, cabe tak akan pernah kehilangan pamor.  

Sudah berapa banyak variasi sambal yang pernah anda temukan sepanjang hidup anda? Mencermati begitu luas dan beragamnya sambal, saya sempat mencari adakah yang pernah membuat Ensiklopedi Sambal Indonesia. Setahu saya, belum ada.  Anda tertarik?

Sambal yang paling sering saya temukan di daerah kelahiran saya Yogyakarta adalah sambal goreng.  Cabe rawitnya sedikit, kebanyakan memakai cabe merah dan rasanya cenderung tidak pedas.  Proses pembuatannya yang digoreng setelah cabe digiling bersama bumbu membuat yang memasaknya bersin-bersin ramai.  Ini yang paling asyiknya.

Setelah pindah ke Jawa Barat, saya mulai menemukan variasi sambal lain yang tidak kalah uniknya.  Lidah saya berkelana, menyusuri berbagai jenis sambal dari daerah pesisir Pantai Utara Jawa, tepatnya Kecamatan Patokbeusi, Subang, sampai ke daerah pusat kota Subang, dan terakhir di daerah gunung di Kecamatan Cijambe.  

Baru satu kabupaten saja saya sudah kesulitan untuk mengingat-ingat berapa jenis sambal yang pernah saya temukan.  Namun ada satu yang saya ingat : semua rasanya sangat enak dan menggugah selera makan.

a.  Sambal terasi khas Pantura

Pertama bermukim di Subang, saya dibiasakan dengan sambal terasi yang berwarna abu-abu gelap, dengan proporsi terasi dan cabe rawit yang sangat kuat.  Pedasnya jangan ditanya.  Sebagai orang Yogya asli dengan karakter rasa manis, saya menangis waktu pertama kali mencicipinya.  Paduan sambal ini dengan lalap mentah yaitu terong dan daun lobak.  Meski pedas, tetapi sensasinya memang bikin ketagihan.

b.  Sambal hijau Mang Yeye Kalijati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline