Sebetulnya sudah cukup dengan hiruk pikuk perbincangan media sosial hari ini. Maksud hati ingin segera menyongsong kedamaian di penghujung hari dengan memberikan hak tubuh untuk beristirahat, namun apa daya. Sebuah tagar yang minta ampun, melintas dengan gambar yang menurut saya agak kurang sesuai.
Tiga orang ibu, dua diantaranya dengan pakaian tertutup dan berkerudung, lengkap dengan beragam editan menjadi meme yang menurut saya malah menyeramkan.
Setelah melakukan penelusuran, ternyata ketiganya melakukan kejahatan, kalau saya boleh katakan demikian, yang sama yaitu memaki dengan kata kasar.
Pada peristiwa pertama di tempat dan waktu terpisah, seorang ibu separuh baya terlihat meluapkan kekesalannya pada seorang kurir yang mengantarkan barang pesanannya. Rupanya, sang ibu merasa pesanannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga dia meluapkan kemarahannya dengan mengatakan "Goblog" berulang kali.
Wajahnya dengan mulut membentuk bulatan lebar dan ekspresi galak dengan segera terpampang abadi di jagat maya, lengkap dengan ribuan caci dan maki balik.
Peristiwa kedua adalah seorang ibu muda bersama sang suami tampak meluapkan kemarahannya sesaat setelah mencoba menerobos sebuah portal penyekatan petugas. Dengan galak, dia memaki dan mengucapkan kata "Bacot", lengkap dengan kap mobilnya di bagian depan yang sudah penyok terbentur portal.
Sebuah ilustrasi sempurna sebagaimana tagline sebuah merek rokok, "Lu yang Salah, Lu yang Galak". Tampaknya seiring dengan masifnya fasilitas gawai berkamera dan mampu merekam video serta media sosial membuat lambat laun budaya salah tapi galak yang selama ini sering kita saksikan mulai terungkap.
Peristiwa ketiga, jujur membuat saya lumayan terguncang. Mohon maaf, jika pada peristiwa pertama, pelaku adalah seorang wanita agak tua yang memang banyak menampilkan kesan rewel dan galak, yang kedua adalah wanita yang memang berpenampilan "lady rocker", maka pada peristiwa ketiga ini jauh berbeda.
Seorang wanita dengan raut muka lembut, berkacamata dan berkerudung rapi, memangku seorang balita, tampak mengacungkan jari telunjuk kiri sambil memaki "Eh, diem lo, Anjing!".
Untuk beberapa saat, saya menahan nafas. Kaget sekali, bagaimana bisa penampilan selayaknya wanita berkelas, cerdas dengan kendaraan terawat, memangku sang putra yang saya yakin telah dididiknya dengan sangat hati-hati, sampai hati mengeluarkan kata sekasar itu.