TRAGEDI YANG ABADI
Berawal dari sebuah puisi yang ditulis Penuh garis
Dengan rupa isyarat yang hampir pekat
Beradu arti dan argumentasi tanpa berimajinasi
Berdukalah secawan bait ketika luka dipersatukan.
Dari tragedi itu kita diajarkan untuk merawat rindu
Tanpa lupa menjahit pahit yang terus menderu
Tak perlu desak jika itu membuatmu sesak.
DI DEPAN TERAS ASRAMA
Dia,
Mendinginkan lehernya