Ketika pakaian yang kita kenakan memiliki corak dan kisah di balik proses pembuatannya. Dalam kain batik tentu merupakan sesuatu yang tidak terdapat dalam pakaian jadi yang tidak terbuat dari kain batik. Ya Batik.
Tangerang, 25 Maret 2017 lalu saya mengikuti kegiatan yang digadang oleh Bank Danamon bersama Kompasiana - Ketapels. Kegiatan bertajuk SAATNYA BATIK ETNIK TANGSEL MEMEGANG KENDALI MENUJU GO INTERNASIONAL. Dengan menghadirkan Ibu Nelty seorang pembatik asal Tangsel, Blogger Lifestyle Leonita Julian, juga Bapak Mirza Adiatma dari Bank Danamon. Kegiatan ini dikuti oleh puluhan blogger berplatform kompasiana.
Tangerang Selatan atau sering disingkat dengan Tangsel adalah kota yang saat ini sedang berkembang pesat. Dengan jumlah penduduk hampir 1,5 juta jiwa kota Tangsel memiliki banyak keunggulan yang dapat mengangkat derajat ekonomi melalui ukm dan destinasi pariwisata. Terlebih jika peningkatan itu seiring dengan perkembangan kearifan lokalnya. Sebab tradisi, budaya yang ada adalah investasi bawaan(tersedia) yang murah dan dapat menjadi sesuatu yang mewah jika mampu mengelolanya.
Seiring perkembangannya kota Tangsel juga memiiki kekuatan kearifan yang berasal dari tradisi masyrakatnya yang patut di banggakan dan di pelihara. Akan halnya orang atau individu sebuah kota juga memilki identitasnya. Seperti batik,batik merupakan seni yang lahir dari tradisi masyarakat yang dengannya suatu masyarakat dikenal melalui corak dan khasanah kebudayaannya. Nah saya beruntung sekali pada kegiatan ini saya dapat mengetahui batik Tangsel melalui Ibu Nelty yang telah berkecimpung dalam batik membatik sudah lama sejak 2002. Bukan hanya itu, kesempatan untuk membuat batik juga saya lakukan.
Ibu Nelty menjelaskan sangat lugas mengenai batik yang ada di Tangsel. Beliau menyampaikan bahwa batik Tangsel tidak kalah dengan batik-batik yang ada di Nusantara. Sebab setiap batik daerah memiliki asal-usul yang menggambarkan identitas wilayahnya. Seperti motif-motif Pesona Krakatau, Situ Gintung, Sekar Jagad, Rumah Blandongan dan masih banyak lagi motif yang di identifikasi. Motif-motif batik Tangsel hampir tak berbeda jauh dengan motif-motif batik yang ada di Banten. Bahkan lanjut bu Nelty motif-motif batik yang berhasil di kembangkan di Tangsel kini sudah menjadi kekayaan motif Provinsi Banten, bahkan tidak hanya itu, Ibu Nelty beserta tim batiknya sudah memperkenalkan Batik Tangsel hingga ke Galleri Bremen Jerman. Disana ada spot khusus yang memajang Batik Tangsel lho.
Beliau sudah menjajakan Batik asal Tangsel ke beberapa negara-negara seperti Cina, Jepang, dan Australia. Dan hampir setiap tahun jika ada kesempatan memamerkan batik Tangsel ke Luar Negeri tidak akan di lewatkan. Sebab mengenalkan batik hingga menjadi sebuah karya yang membanggakan bangsa tidak boleh berhenti. Gerusan industri textil modern juga menjadi penghambat perkembangan batik. Namun hal ini di tepis oleh Ibu Nelty bahwa batik berbeda dengan hasil industri. Batik memilki segment market tersendiri. Terutama Batik Tulis yang memang di buat secara handmade dan tradisional. Justru proses pembuatan batik inilah yang sesungguhnya menjadi komoditi dasar. Maka batik akan terus ada jika masih ada yang membuat batik.
Berkenaan dengan harga, batik tidak bisa disamakan dengan tekstil industri. Jika sebagian masyarakat memahami proses dari pembuatan batik tentu nilai apresiasi nya akan tinggi pula. Maka dari itu pihak-pihak yang mampu mengangkat batik menjadi komoditi tradisional menjadi hasil komoditi yang besar bahkan mampu menembus pasar internasional seperti Bank harus mampu mendorong tumbuhnya usaha-usaha pembatik.
Kehadiran tiga narasumber pada kegiatan ini sangat bertalian erat sebenarnya. Dari Ibu Nellty yang pembatik, Leonita Julian yang memaparkan sejauh apa design-design model fashion kain Batik kemudian ada Bapak Mirza Adiatma selaku SME Product Management Bank Danamon yang menyediakan produk-produk perbankan yang mesti di pahami oleh pembatik. Ketiganya membuat simpul kuat sebagai lingkaran kekuatan dari majunya Batik sebagai kekayaan Nusantara .
Leonita Julian sebagai Blogger Fashion menjelaskan perkembangan Batik dalam dunia Fashion kini yang sangat menarik. Hingga anggapan-anggapan bahwa menggunakan batik dirasa sebagai sesuatu hal yang kaku kini sudah tidak ada. Batik itu tidak harus hanya hadir dalam suasana sakral saja. Dalam keadaan kasual dan santai Batik juga sangat bagus. Terbukti designer-designer ternama negeri ini mampu menampilkan cara pandang baru Batik dalam suasana lain yang tidak sakral. Namun sangat disayangkan batik untuk kaum adam belum tersodorkan kepada halayak adam hahaha. Itu pun saya yang nyeletuk ihihi. Namun pada dasarnya ada batik bagi kaum adam seperti saya, yang dapat saya buru di pasar-pasar batik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H