Lihat ke Halaman Asli

Pesan yang Tak Pernah Terbaca

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku kirim di malam minggu

saat bintang bersinar dan rembulan tersenyum sayu

malam ini aku mengirim sebuah pesan, bukan pesanan

pesan untukmu, dan hanya untukmu

selalu ku lantunkan dalam doaku

Tuhan, semoga dia membaca pesanku

Mulai, ku goreskan penaku . . .

ku tuliskan kata pertama . . .

"AKU"

bukan dengan tinta nyata, tapi tinta maya yang sangat berharga

dengan beribu rasa yang tak biasa, tanganku gemetar menuliskannya

lalu,

kutuliskan kata kedua.  . .

semakin kaku jemari tanganku

tubuhku terasa dingin, entahlah. . . .

ku lanjutkan kata ketiga . . .

terasa semakin bimbang dan gamang .  . .

Akhirnya, aku berhasil menuliskan semuanya,

tiga buah kata yang terlintas begitu saja

pesanku bukanlah syair, bukan imajinasi atau opini

pesanku adalah fakta dan bukan fatamorgana semata

Ini nyata, bukan dongeng atau cerita

Aku titipkan pesanku kepada kunang-kunang

terbang dalam heningnya malam

Tuhan, semoga pesanku sampai ke seberang

Seribu, dua ribu, tiga ribu detik aku menunggu

hingga bintang pagi muncul mengiring embun

tapi, tak pernah kau balas pesanku

Mungkinkah hilang?

Ya, pesanku hilang

tersesat karena gelapnya malam

pesanku tak sampai  ke seberang. . . .

pesanku tak pernah terbaca

pesanku tak kan terbalas....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline