Lihat ke Halaman Asli

Untuk Para Ibu..

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear Mothers..

Sebagai ibu, pernahkah merasa khawatir dengan pertumbuhan anak ibu? Meski setiap pengorbanan yang tercurah diiringi banyak doa agar kelak ia berguna, namun kekhawatiran bahwa kelak kita tak mampu menumbuhkannya menjadi anak yang baik seringkali timbul. Bukan kekhawatiran akan ketidak sempurnaan fisiknya, namun kekhawatiran akan pemikirannya dan kemampuannya mengenal masyarakat. Saya pernah dan telah melewati masa-masa itu.

Dear Mothers..

Saya tak pernah menyesali hari dimana karena terlambat pulang kantor akhirnya saya ditinggal oleh kendaraan antar jemput saya. Hari itu tiba-tiba suami menjemput dan mengajak pergi kencan. Lucunya, ketika kami melewati toko buku dan melihat label SALE, kami malah kencan di sana. Banyak buku-buku anak dijual dengan harga yangjauh dibawah normal padahal kondisinya masih sangat bagus-bagus. Hari itu saya dan suami malah memborong banyak buku untuk anak kami yang sedang belajar mengenal huruf.

Dear Mothers..

Salah satu keajaiban dunia yang nyata dan begitu dekatnya adalah ketika kita menyaksikan buah hati kita tumbuh. Ketika menyaksikannya belajar mengenal huruf melalui kartu-kartu. Ketika dia belajar menulis dan membaca. Ketika menyaksikannya bengong, tertawa, ataupun ketakutan mendengarkan saya membaca dongeng. Tumpukan buku yang saya beli malam itu segera menjadi bahan pegangannya setiap hari. Warna-warnanya menarik matanya, dan huruf-hurufnya yang tertulis besar memudahkannya mengenalinya. Sampai ketika sedikit demi sedikit dia bisa memahami kalimat. Dan, akhirnya mulai bisa membaca.

Dear Mothers..

Saya yakin sebagaimana kita semua tahu, bahwa menonton TV sebenarnya tidak baik untuk perkembangan kreativitas anak. Karena, anak-anak hanya terlibat sebagai penonton. Pada akhirnya saya memilih membelikan banyak buku untuk dia nikmati. Terkadang sering muncul pertanyaan, mengapa George lima sekawan tak suka disebut perempuan? Mengapa Putri Aurora tidak diberi tahu saja ramalan penyihirnya? Mengapa Ariel si putri duyung tidak jujur saja pada pangeran? Dan banyak lagi. Saya paling suka ketika dia memilih membaca Seri Pilih sendiri petualanganmu karena buku dengan format seperti itu sebenarnya mengajarinya untuk memutuskan dan menanggung keputusannya apapun yang terjadi. Saya juga membelikannya majalah seperti Donal Bebek, dan BOBO. Lewat majalah-majalah itu dia terbiasa menjadi kreatif karena sering mencoba membuat prakarya yang ditampilkan di salah satu rubrik majalah itu.

Dear Mothers..

Meski telah menyaksikannya bertumbuh menjadi anak yang gemar membaca dan kritis serta kreatif, bukan berarti kekhawatiran saya lenyap. Kadang kala ketika melihatnya asyik menyelami bacaannya dalam diam, saya berpikir akankah ini mengganggu perkembangan kemampuannya bergaul. Akhirnya saya tak mengijinkan dibuat ruang khusus untuk perpustakaan pribadi. Saya hanya mengijinkan deretan rak buku itu diatur di ruang keluarga sehingga ketika membacanya, kami tetap berada di ruang keluarga.

Dear Mothers..

Ternyata kekhawatiran saya tak terbukti. Gurunya di sekolah tak pernah memberikan laporan apapun. Terkadang temannya berkunjung ke rumah dan ikut membaca atau meminjam bukunya. Ketika saya menanyai tentang kehidupan sosialnya dari jawabannya bisa saya simpulkan ternyata dia belajar bersikap dan berpikir sebagaimana tokoh buku kesukaannya. Dan karena kebiasaannya berpikir serta berkreasi, diapun tetap menjalani hidupnya sebagaimana dirinya sendiri.

Dear Mothers..

Anak saya sekarang duduk di bangku SMP dan saya tahu masa-masa ini adalah masa rawan terjadi kenakalan remaja, tetapi entah kenapa dia menunjukkan gejala betah tinggal di rumah bersama buku-bukunya dan tidak suka keluyuran. Saya tak menyesal memperkenalkannya dengan buku, cerita, dongeng, sejak dari kecil. Saya tahu butuh biaya tersendiri untuk semua fasilitas itu, namun ketika saya mengijinkan buku-buku itu tumbuh bersamanya saya tahu saya telah melakukan hal yang benar. Kekhawatiran saya sudah jauh berkurang, buku-buku itu menjadi pengasuh yang baik bagi karakternya. Meski bisa dibilang terlalu dini, minatnya untuk  mendirikan klub majalah sekolah sendiri atau mengurus perpustakaan sekolah sudah ada, dan minatnya besar. Saya sangat bangga karenanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline