Lihat ke Halaman Asli

Ongky Hojanto

Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan

Sakit Hati dan Sakit Gigi

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Anda pasti pernah mengalami kedua hal ini, "sakit gigi atau juga sakit hati, betul ?" yang tentunya respon dari setiap kita akan berbeda terhadap dua hal tersebut. Sakit gigi adalah sakit secara fisik yang dapat menyebabkan pikiran kita terganggu. Saya yakin Anda tidakakan bisa bekerja secara optimal disaat sakit gigi sedang dating menghampiri Anda. Jangankan bekerja secara optimal, mendengarkan suara yang keras, bunyi bisingpun mungkin akan membuat Anda yang lagi sakit gigi akan naik pitam. Untuk sakit yang jenis ini ada dokter spesialis yang akan membantu Anda menanganinya, sedangkan untuk sakit yang kedua adalah sakit hati. Sakit yang secara fisik tidak kita alami akan tetapi terjadi didalam pikiran kita sendiri. Walaupun tidak berhubungan secara langsung dengan cedera fisik, kerusakan fisik, atau masuknya virus dan bakteri kedalam tubuh, sakit ini bisa menyebabkan produktifitas kita menurun, emosi kita meningkatkan dan bahkan terkadang sensitive terhadap perkataan dan ucapan seseorang yang belum tentu bermaksud jelek. Sakit gigi adalah sakit yang berasal dari pikiran kita bisa juga menyebabakan fisik kita ikut-ikutan sakit.

Dalam ilmu NLP ( Neuro Lingustic programming) popular terdengar sebuah istilah “Mind and Body is One” karena tubuh dan pikiran kita adalah satu maka merubah salah satunya akan berefek pada perubahan kedua-duanya. Contohnya : gigi Anda sakit maka pikiran sulit bekerja secara optimal sebaliknya pikiran Anda sakit (sakit hati) maka tubuh Andapun sulit untuk bekerja secara optimal.

Kabar gembiranya oleh karena kedua hal tersebut (tubuh dan pikiran) adalah satu makajika kita merubah salah satunya maka sebetulnya kita akan secara otomatis merubah kedua-duannya. Konsep ini akan sangat membantu kita untuk mengatasi tantangan-tantangan yang disebabkan oleh tubuh dan pikiran kita. Berikut ini beberapa contoh :

A.Perubahan Fisik menyebabkan perubahan Pikiran :

1.Takut ( pikiran ) menjadi Berani.

Sebetulnya 80% dari ketakutan kita tidak akan pernah terjadi dalam bahasa ingris takut (fear) adalah singkatan dari False Evidence Appearing Real ( kejadian-kejadian palsu yang kelihatannya nyata). Bisa kita ubah menajadi berani dalam waktu 5 menit dengan cara mengubah bahasa tubuh kita. Orang yang takut memiliki bahasa tubuh yang khas, tangannya dingin, nafasnya pendek-pendek, pandangan mata kearah bawah, bahasa tubuh tertutup, bahu cenderung turun, suara pelan. Cobalah rubah total bahasa tubuh Anda caranya lompat-lompat, tarik nafas panjang, mata melihat keatas ucapakan kata-kata yang membangkitkan semangat “saya bisa, yes.” Bagaimana rasanya ? dimana perginya ketakutan Anda ? – lenyap seketika, bukan.

2.Sedih (pikiran) menjadi tenang / Gembira.

Saya yakin Anda pernah melihat seorang ibu yang membujuk anaknya yang sementara menangis untuk diam dengan cara mengalihkan focus pandangan (fisik). Saat anak tersebut semnetara menangis biasanya sang ibu akan meminta anaknya untuk melihat cicik di atas rumah atau melihat burung dipohon, ajaibnya seketika juga biasanya tangisan sang akan akan berhenti. Ini disebabkan karena adanya perubahan fisik dari bahasa tubuh sedih berpindah kebahasa tubuh gembira (melihat keatas)

3.Latihan olahraga membuat fisik anda menjadi lebih bugar sehingga berakibat pikiran Anda akan lebih segar dan dapat berpikir dengan lebih baik, masih ingat semboyan “mensano intropore sano, kan.”

B.Perubahan Pikiran menyebabkan perubahan fisik / tubuh :

1.Sakit saat melahirkan (tubuh) menjadi Enjoy saat melahirkan.

Yang saya cerikatan berikut adalah pengalaman pribadi yang saya alami tetapi bukan dalam artian yang sebenarnya. Arti bukan saya yang melaharikan tetapi istri saya, he..he..he.

Secara tidak sengaja teknik ini saya temukan. Sebelum kehamilan istri saya kami berdua selalu bermain berpura –pura kalau istri saya sudah hamil, jadi saat dikantor saya menelpon dan tanya keadaan kandungannya, saat sebelum tidur saya memegang perutnya seolah-olah ada bayi disana dan akhirnya apa yang kami imani banar-benar terjadi. Istri saya hamil. Kemudian, menjalang kelahiran anak pertama kami, saya melatih pernapasan perut, kepada istri saya dan latihan membayangkan bahwa enaknya memiliki akan, dimana kita bisa bermain-main dengan anak-anak, rumah yang ramai dan betapa menyenangkannya menggendong anak. Latihan ini sebetulnya mengubah fokus (pikiran) dia saat dalam proses melahirkan, sehingga karena adanya ketenangan dan kepercayaan diri yang tinggi maka proses melahirkan menjadi lebih mudah dan lebih enjoy.

2.Saat kepercayaan diri (pikiran) berubah maka cara berbicara dan cara berjalan Anda akan berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline