Lihat ke Halaman Asli

One Village One CEO

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

OVOC Gelar Pendampingan Perdana Budidaya Maggot di Desa Murung Ilung, Kabupaten Balangan

Diperbarui: 15 Desember 2023   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama pada kegiatan pendampingan budidaya maggot

Desa Murung Ilung (19/09) -- Peserta program MBKM Sociopreneur One Village One CEO (OVOC) melaksanakan kegiatan Pendampingan dan Transfer Teknologi Pengembangan Komoditas Maggot tahap pertama di Kantor Desa Murung Ilung, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Pada pertemuan ini dibahas mengenai pengolahan sampah organik bernilai ekonomi melalui budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly). Kegiatan ini dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Balangan, Camat Kecamatan Paringin, Kepala Desa Murung Ilung, perwakilan CSR Balangan Coal Companies, dan kelompok pengelola maggot Desa Murung Ilung.

"Budidaya maggot yang sudah berjalan di Desa Murung Ilung diharapkan dapat terus berkembang dan berinovasi menghasilkan produk - produk lainnya melalui kerjasama program One Village One CEO (OVOC) IPB." tutur Pak Luthfi dalam sambutannya mewakili CSR Balangan Coal Companies.

Pendampingan tahap pertama ini menghadirkan praktisi dari PT Biomagg Sinergi Internasional, Raflie Yushan Rumain, S.Pi. sebagai narasumber. Bapak Raflie menjelaskan terkait dengan asal-usul maggot, keunggulan-keunggulan maggot, siklus serta teknik budidaya maggot.

Penyampaian materi oleh Raflie Yushan Rumain, S.Pi

"100% sampah makanan dapat lebih cepat terolah dengan Maggot BSF (14 hari). BSF juga bukanlah hama dan tidak membawa penyakit, melainkan BSF sangat ramah terhadap manusia, tidak menggigit." ucap Raflie Yushan. Sumber sampah di Kabupaten Balangan, berasal dari 62% sampah rumah tangga, 12% sampah pasar tradisional, dan 8% sampah hotel, restaurant, industri makanan, dan rumah sakit. Melalui budidaya maggot diharapkan dapat menjadi solusi dalam pengolahan sampah organik khususnya di Desa Murung Ilung.

Bapak Raflie Yushan juga menjelaskan mengenai siklus hidup maggot. Siklus BSF dimulai dari telur, mini larva, larva, pupa, dan lalat. Total waktu yang dibutuhkan sejak dari telur hingga menjadi lalat dewasa sekitar 44 hari. Namun, siklus tersebut tergantung dari kondisi lingkungan dan media pakan yang diberikan. Namun demikian, budidaya maggot yang sudah berjalan di Desa Murung Ilung masih belum memiliki inovasi produk dari hasil panen maggot yang dihasilkannya, kelompok tani maggot di Desa Murung Ilung hanya menjual telur maggot dan kasgot dari hasil budidaya maggot.

Kegiatan pendampingan budidaya maggot

Maggot BSF sendiri dapat menghasilkan berbagai macam produk turunan, seperti pakan ikan (pelet), pakan ternak, maggot kering, pupuk organik cair, pupuk organik, minyak maggot, maggot meal, dan lainnya. Melalui program kerjasama One Village One CEO (OVOC) mahasiswa IPB University diharapkan dapat menghadirkan inovasi-inovasi baru yang dapat menghasilkan output berupa produk yang memiliki nilai jual tinggi dan dapat berkembang di pasaran, selain itu dengan pengembangan budidaya maggot dapat menambah pendapatan serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Desa Murung Ilung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline