Halong, 11 Nov 2023 - Mahasiswa yang terlibat dalam program One Village One CEO menyelenggarakan pendampingan mandiri tentang SOP (Standard Operational Procedure) budidaya Ayam Petelur. Pendampingan ini dihadiri oleh pokja bidang peternakan, termasuk santri vokasi dan alumni pengabdian. Tujuan dari pendampingan SOP ini adalah memberikan pedoman teknis mengenai budidaya ayam petelur yang mencakup manajemen pakan, kebersihan lingkungan, serta pencegahan dan penanganan penyakit.
Manajemen pakan merupakan hal penting dalam keberlangsungan budidaya ayam petelur. Jika manajemen pakan buruk maka berpotensi mendatangkan kerugian bagi usaha pesantren. Pemberian pakan ayam petelur harus disesuaikan dengan umur. Pada periode layer pakan diberikan 2 kali sehari. Dengan persentase 40% pada pagi hari pukul 07.00 dan 60% pada sore hari pukul 16.00. Saat periode layer sebaiknya diberikan pakan tepung karena lebih hemat biaya. Dalam manajemen pakan ini, mahasiswa IPB mengajak pokja peternakan menghitung kebutuhan pakan ayam pada usia 54 minggu dengan perhitungan sebagai berikut : kebutuhan pakan ayam x jumlah ayam = 115 gram per ekor x 166 ekor = 19.090 gram atau 19 kg. Jadi, pakan yang dibutuhkan dalam satu hari sebanyak 19 kg.
Manajemen kebersihan lingkungan juga dianggap penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi ayam petelur dan mencegah penyebaran penyakit. Mahasiswa IPB mengajak pokja peternakan untuk merutinkan kebersihan kandang dengan membuat jadwal piket kebersihan. Sementara itu, dalam manajemen pencegahan dan penanganan penyakit, pokja peternakan diajarkan untuk mengidentifikasi penyebab ayam tidak bertelur dan cara pencegahannya. Saran yang diberikan adalah pemberian suplemen seperti Vita Stress untuk mengatasi stres pada ayam dan pengenalan beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang ayam. Selain itu, mahasiswa IPB menyarankan pokja untuk merutinkan kembali pemberian obat herbal atau jamu yang dapat dilakukan sebulan sekali dan mengenalkan beberapa jenis penyakit dapat menyerang ayam seperti Infeksi Bronchitis (IB), Pullorum atau Berak Kapur, Newcastel Disscas (ND), dan Egg Drop Syndrome (EDS).
Harapannya, melalui pendampingan ini, pokja peternakan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya ayam petelur, sehingga dapat mencapai hasil produksi yang baik dan berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H