Lihat ke Halaman Asli

One Village One CEO

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Kolaborasi dengan PT Biomagg Sinergi Internasional, MBKM OVOC Kembangkan Komoditas Maggot Bersama Masyarakat Murung Ilung

Diperbarui: 28 Oktober 2023   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendampingan Budidaya Maggot di Desa Murung Ilung, Kec. Paringin, Kab. Balangan (dokpri)

Kegiatan perdana Pendampingan Budidaya Maggot di Desa Murung Ilung, Kec. Paringin, Kab. Balangan, Kalimantan Selatan telah dilaksanakan oleh Tim One Village One Ceo (OVOC) 2023 (19/9). Kegiatan ini bertujuan memberikan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat dan pemerintah Kabupaten Balangan. Pelatihan dilaksanakan dengan penjelasan materi melalui metode presentasi dan penayangan video oleh Bapak Raflie Yushan Rumain, S.Pi selaku Direktur Operasional dari PT Biomagg Sinergi Internasional dan mendapat dukungan yang baik dari peserta yang terlibat. Hal ini terlihat dari keaktifan dan keseriusan peserta selama kegiatan berlangsung.

Narasumber Raflie Yushan Rumain, S.Pi selaku Direktur Operasional dari PT Biomagg Sinergi Internasional (dokpri)

Melalui pendampingan ini, masyarakat dibekali mengenai apa itu maggot, bagaimana asal usulnya, siklus hidup maggot, dan tentunya bagaimana cara berbudidaya maggot yang tepat. Desa Murung Ilung sendiri telah melakukan pembudidayaan maggot selama 2 tahun yang dimulai sejak tahun 2021 oleh kelompok tani maggot yang dipimpin Bapak Rizky.

Untuk kelompok tani maggot beranggotakan kurang lebih 10 orang yang berasal dari desa yang berbeda- beda, tidak hanya dari Desa Murung Ilung. Kelompok tani maggot di Desa Murung Ilung menjelaskan bahwa permasalahan utama pembudidayaan Maggot di desanya adalah kurang tersedianya sampah, sehingga maggot yang dihasilkan pun sedikit dan gradenya kurang baik. 

Antusias masyarakat dalam kegiatan pendampingan budidaya maggot (dokpri)

Hal ini ditanggapi langsung oleh Bapak Raflie yang menyarankan untuk melakukan mapping sampah terlebih dahulu dan mencoba untuk bermitra dengan tempat -- tempat penghasil sampah organik yang cukup banyak, seperti pasar, rumah sakit, tempat makan, maupun pesantren. Diharapkan dengan tersedianya stok sampah organik yang banyak dapat meningkatkan kualitas proses budidaya maggot di tahap selanjutnya. 

Dalam pelatihan ini juga dilaksanakan sesi diskusi antara peserta pelatihan dengan Bapak Raflie, peserta terlihat sangat antusias terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber sehingga sesi diskusi dapat terjalin komunikasi dua arah dengan baik. Pelatihan ditutup dengan sesi foto bersama dengan peserta serta pimpinan pemerintah yang hadir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline