Lihat ke Halaman Asli

One Village One CEO

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim

Beras Jagung "Dietary Corn Rice" Jadi Salah Satu Inovasi Desa Bojong

Diperbarui: 12 Oktober 2022   05:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Beras Jagung atau Corn Rice merupakan salah satu inovasi yang diciptakan oleh Tim OVOC dan Poktan Karya Tani di Desa Bojong. Beras jagung ini dapat dijadikan pangan lokal pengganti atau substitusi dari beras. 

Proses pembuatan nasi jagung ini dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama merupakan proses penyortiran kualitas jagung yang sudah dikumpulkan. Proses ini membutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam memilih kualitas jagung yang layak dikonsumsi. 

Jagung yang tidak layak akan dipisahkan untuk digunakan sebagai bahan utama pembuatan pakan hewan sehingga tidak ada hasil tani atau panen yang sia sia. Setelah itu jagung dibersihkan dan dikupas kulitnya lalu dimasukan ke mesin penggilingan untuk memisahkan biji jagung dengan bonggolnya. 

Bondol jagung yang sudah dipisah juga dapat dimanfaatkan untuk penggunaan pakan hewan yaitu ayam, bebek atau angsa. Setelah itu, biji jagung yang sudah dipisah digiling sesuai dengan ukuran yang diinginkan menggunakan mesin pencacah. Setelah sesuai ukurannya, jagung direndam selama setengah jam lalu dikeringkan. Setelah proses pengeringan, jagung sudah siap untuk dimasak dengan komposisi 50% Beras dan 50% Jagung. 

Dokpri

Salah satu anggota poktan, Ferry, mengatakan bahwa produk beras jagung merupakan salah satu produk yang dapat dikembangkan kedepannya. "Produk beras jagung ini merupakan salah satu inovasi yang mempunyai potensi dan prospek kedepan. 

Hal ini berdasar pada harga yang kompetitif dan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang mulai meningkat. kami mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut terhadap produk inovasi ini mengenai kandungan gizi dan kelayakan konsumsinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline